Brand Skincare Lokal Menjamur, Apakah Bikin Loyalitas Konsumen Menurun?

Saat ini konsumen punya banyak pilihan untuk mencoba formulasi skincare terbaru dari segi klaim manfaat, keunggulan bahan-bahan sampai kemasan dengan tampilan menarik yang ditawarkan oleh brand lokal.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 06 Jul 2024, 09:02 WIB
Diterbitkan 06 Jul 2024, 08:30 WIB
Fakta tentang Bakuchiol, Senyawa Aktif yang Mulai Jadi Favorit Produsen Skincare
Ilustrasi skincare yang mengandung bakuchiol. (dok. Unsplash / Mathilde Langevin)

Liputan6.com, Jakarta - Bisnis skincare di Tanah Air menunjukkan perkembangan pesat dalam beberapa tahun terakhir dengan menjamurnya jenama-jenama lokal baru. Baik brand skincare baru hingga besar pun menikmati keuntungan penjualannya yang merekah ruah.

Di sisi konsumen, mereka akhirnya punya banyak pilihan untuk mencoba formulasi skincare terbaru dari segi klaim manfaat, keunggulan bahan-bahan sampai kemasan yang tampilannya menarik. Akankah kondisi ini terus berlanjut?

"Kami melihat kecenderungan konsumen skincare saat ini lebih memilih produk lokal sebagai bentuk apresiasi terhadap produk yang dikembangkan secara lokal dengan memahami kebutuhan spesifik kulit masyarakat Indonesia," ungkap Brand Head of Wardah Skincare Advance, Arum Pratiwi dalam wawancara tertulis dengan Tim Lifestyle Liputan6.com, Jumat, 5 Juli 2024.

Menurutnya hal ini ditenggarai kesadaran konsumen bahwa brand lokal dapat menawarkan kualitas yang tidak kalah dengan produk internasional, namun dengan harga yang lebih terjangkau dan sering kali lebih sesuai dengan kondisi kulitnya. 

Kemudahan akses informasi karena edukasi dari dermatologis dan influencer di media sosial juga membuat pengguna skincare makin cerdas memilah produk yang relevan dengan kebutuhannya. "Konsumen dengan mudah membandingkan fitur produk secara online, harganya juga terjangkau, jadi image berbagai macam produk lokal itu terbangun secara optimal, sehingga konsumen tidak ragu lagi terhadap produk lokal.

Hal senada juga diungkapkan Brand Director Studio Tropik, Isabella Ingrid yang membangun skincare Studio Tropik sejak tujuh tahun lalu lewat pengenalan produk priming water dan setting spray di awal kemunculannya. "Produk lokal lebih unggul karena kita mengerti market lokal dan kebutuhan konsumen," kata Isabella saat wawancara melalui sambungan telepon pada Jumat, 5 Juli 2024. 


Kualitas Tak Kalah dengan Produk Luar

Ilustrasi
Ilustrasi kemasan skincare. (dok. pexels/cottonbro)

Isabella pun menilai, tiap brand pun akhirnya berusaha agar memiliki keunikan agar tetap dipilih konsumen. Seperti Studio Tropik yang memiliki Tim R&D sehingga proses pembuatan skincare-nya lebih costumize. Contohnya dari formula dan warna kulit untuk foundation yang dibuat Studio Tropik memiliki 17 tone warna yang bisa mengakomodir kebutuhan sesuai orang Indonesia.

Sementara itu, melalui wawancara tertulis dengan Tim Lifestyle Liputan6.com, Jumat, 5 Juli 2024, Direktur Sales dan Marketing Martha Tilaar, Jos Irwin, menilai tren local proud merupakan hal positif bagi brand Martha Tilaar dengan produk seperti Sariayu dan Biokos yang telah lama eksis untuk semakin berupaya menciptakan produk terbaik dan berkualitas. Hal ini juga membuktikan bahwa produk lokal tidak kalah dengan produk luar. 

Jos Irwin menyambung bahwa tak mengherankan produk lokal mampu bersaing. "Sejak dulu research and development Indonesia memiliki tenaga ahli yang mampu untuk menciptakan produk berkualitas yang tidak kalah dengan produk luar," tuturnya, dengan menyebut perkembangan media digital, e-commerce dan perubahan perilaku generasi milenial dan gen-z ikut mendorong dan mempercepat produk lokal lebih mudah dikenal serta mudah didapatkan.  


Persaingan Brand Lokal agar Dipilih Konsumen

Contoh ilustrasi step membersihkan kulit dengan skincare
Kamu bisa membuat step-step melakukan skincare yang simpel namun juga teratur. (Foto: Pexels.com/Ron Lach)

Tentu dengan menjamurnya brand skincare lokal, persaingannya pun makin ketat. Lalu bagaimana para pemilik brand bisa bertahan dan tetap dipilih konsumen?

"Kami terus berinovasi dalam pengembangan produk berbasis penelitian dan teknologi terkini, seperti Skin Genomic Research yang sudah dilakukan dari 3 tahun lalu (Wardah yang pertama dan satu-satunya yang melakukan studi ini di Indonesia)," jawab Arum.

Tim R&D-nya juga mempelajari kulit ratusan masyarakat Indonesia berdasarkan genomicnya terus berlanjut, sehingga memungkinkan untuk menciptakan produk yang sangat sesuai dengan beragam jenis kulit di Indonesia. Menurutnya, Wardah juga aktif menginspirasi wanita Indonesia untuk mendukung peningkatan kapasitas perempuan, memberikan dampak positif bagi individu dan masyarakat.

"Dengan memperkuat hubungan emosional dan memberikan hasil yang nyata, kami berupaya membangun loyalitas jangka panjang," terang Arum sambil menyebut bahwa pendekatan pemasaran yang dilakukan Wardah dibuat lebih personal dan relevan. 

Dari brand Studio Tropik, Isabella menyebut bahwa persaingan ini membuat pihaknya semangat untuk terus berinovasi. "Coba-coba itu cukup wajar karena konsumen terekspos dengan banyak produk, tapi biasanya kalau sudah suka satu brand mereka akan cari holy grail-nya," terangnya dan menyebut bahwa sebuah brand harus memiliki keunikan agar dipilih konsumen. 

Studio Tropik menurutnya selalu ingin membuat produk yang klaim-nya sesuai dengan hasil. Isabella pun tak merasa khawatir dengan persaingan brand skincare lokal. "Peminat beauty skincare dan makeup banyak, pasarnya pun makin besar," tandasnya.

 

 


Konsistensi dan Inovasi Produk Skincare Lokal

perempuan memakai skincare
ilustrasi perempuan memakai skincare//copyright freepik

Sementara Jos Irwin dari Martha Tilaar menilai bahwa konsistensi menjaga kualitas dan terus melakukan inovasi produk agar produknya selalu relevan dengan yang dibutuhkan konsumen. "Eksistensi Martha Tilaar selama 53 tahun membuktikan bahwa produk yang kami ciptakan masih diterima dengan baik," sambungnya.

Seluruh produk yang kami ciptakan melalui uji klinis, terdaftar di BPOM dan memiliki sertifikasi Halal MUI. Untuk produk Sariayu kami menggunakan bahan natural asli Indonesia yang tercantum di kemasan dan dapat dipertanggungjawabkan, bahkan beberapa diantaranya sudah memiliki sertifikasi Vegan dari Lembaga sertifikasi Vegan International.

Ia menambahkan bahwa kelincahan dan kecepatan dalam inovasi menjadi kunci utama dalam bersaing di pasar sesuai dengan tren yang semakin cepat berganti. Social media juga menjadi saluran utama promosi serta strategi omni channel sehingga produk mudah dilihat dan didapat.

"Namun di Martha Tilaar, kami memiliki perspektif berbeda terhadap brand lokal. Kami memiliki PT. Cedefindo sebagai unit usaha toll manufacturing lebih dari 70 persen brand lokal yang beredar di Indonesia," kata Jos Irwin.

Pihaknya pun melihat brand lokal bukan hanya menjadi pesaing namun juga menjadi kekuatan bersama untuk perkembangan Industri kosmetik di Indonesia. Menurutnya industri skincare masih akan terus tumbuh dalam beberapa tahun kedepan dan produk yang mengusung sustainability akan semakin diminati. 

 

Infografis 10 urutan makeup dalam merias wajah
Infografis 10 urutan makeup dalam merias wajah. (Dok: Liputan6.com/abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya