Keluarga Turis Korban Sinkhole di Kuala Lumpur Malaysia Gelar Ritual Doa Terakhir Setelah Pencarian Dihentikan

Seorang turis India hilang di Kuala Lumpur, Malaysia, setelah trotoar tempat ia berjalan amblas dan menelannya pada Jumat pagi, 23 Agustus 2024.

oleh Asnida Riani diperbarui 02 Sep 2024, 11:00 WIB
Diterbitkan 02 Sep 2024, 11:00 WIB
Sinkhole di Jalan Masjid India, Kuala Lumpur, Malaysia. (AP/ Vincebt Thian)
Sinkhole di Jalan Masjid India, Kuala Lumpur, Malaysia. (AP/ Vincebt Thian)

Liputan6.com, Jakarta - Keluarga turis asal India, Vijaya Lakshmi, yang "tertelan" sinkhole di Jalan Masjid India, Kuala Lumpur, Malaysia, pulang ke negara mereka setelah melaksanakan ritual doa terakhir di lokasi tersebut. Menurut video yang diunggah Astro Awani, dikutip dari Says, Senin (2/9/2024), suami, anak, dan saudara perempuan korban mengunjungi Tempat Kejadian Perkara (TKP) kemarin, Minggu, 1 September 2024.

Mereka terlihat menyalakan lampu minyak dan membunyikan lonceng sebagai bagian dari doa untuk arwah mendiang. Keluarga tersebut kemudian pulang ke Kuppam, Andhra Pradesh, India pada Minggu sore, sekitar pukul 17.00, waktu Kuala Lumpur.

Korban yang berusia 48 tahun itu hilang setelah trotoar tempat ia berjalan amblas dan menelannya pada Jumat pagi, 23 Agustus 2024. Sejak saat itu, operasi pencarian dan penyelamatan (SAR) telah dilakukan untuk menemukan korban, namun tidak berhasil.

Pencarian oleh SAR dihentikan pada Sabtu, 31 Agustus 2024, setelah upaya tersebut dianggap terlalu berbahaya untuk dilanjutkan, menurut Menteri di Departemen Perdana Menteri (Wilayah Federal) Dr Zaliha Mustafa.

"Setelah mempertimbangkan semua pendapat ahli, kami telah memutuskan menghentikan operasi pencarian dan penyelamatan," kata Dr Zaliha, dengan mencatat bahwa hal ini dilakukan demi keselamatan tim penyelamat dan wilayah sekitar kejadian.

Kanal Global Liputan6.com mengutip dari CNA, Sabtu, 31 Agustus 2024, para penyelamat telah mengidentifikasi "objek" di pipa pembuangan limbah, tapi tidak dapat menentukan apakah itu turis yang dimaksud. Kondisi yang melibatkan air yang bergerak cepat, sebut Zaliha, membuat operasi penyelamatan jadi berbahaya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pencarian Turis Tertelan Sinkhole Dihentikan

Sinkhole di Jalan Masjid India, Kuala Lumpur, Malaysia. (AP/ Vincebt Thian)
Sinkhole di Jalan Masjid India, Kuala Lumpur, Malaysia. (AP/ Vincebt Thian)

Zaliha berkata, "Kami tidak bisa mengabaikan keselamatan publik dan keselamatan wisatawan yang berjalan di sepanjang Jalan Masjid India. Ini adalah salah satu alasan kami menghentikan pencarian dan penyelamatan, namun kami akan memasuki situasi pencarian dan penemuan."

Ia menyebut, Kepolisian Kerajaan Malaysia akan menangani pencarian dan penemuan, sementara Balai Kota Kuala Lumpur (DBKL) akan melakukan pemetaan utilitas dan memulai audit integritas struktural di seluruh kota. Ia tidak menjelaskan lebih lanjut tentang apa saja yang termasuk dalam operasi penemuan atau seberapa aman operasi itu dibandingkan dengan penyelamatan.

"Kami juga akan meminta DBKL memulai pemulihan dan rekonstruksi di area tersebut, serta memasang penghalang untuk mencegah orang masuk," ujar Zaliha.

Pihak berwenang sebelumnya mengatakan, operasi penyelamatan turis akan terus dilakukan hingga ia ditemukan. Lakshmi dilaporkan sedang berlibur selama dua bulan bersama keluarganya dan akan segera kembali ke rumah sebelum ia jatuh ke dalam sinkhole.

 


Apa Kata Pihak India?

Sinkhole di Jalan Masjid India, Kuala Lumpur, Malaysia. (AP/ Vincebt Thian)
Sinkhole di Jalan Masjid India, Kuala Lumpur, Malaysia. (AP/ Vincebt Thian)

Zaliha lebih lanjut menjelaskan bahwa ia telah berdiskusi dengan Komisaris Tinggi India untuk Malaysia BN Reddy tentang keputusan menghentikan operasi penyelamatan. Pihak India disebut menyampaikan terima kasih dan mengerti atas keputusan yang diambil.

"Insya Allah mereka akan membantu kami menjelaskan keputusan pada pihak keluarga," tutur Zaliha, seraya menambahkan bahwa setiap kompensasi akan dibahas. "Kuala Lumpur secara umum aman. Kami juga sudah berdiskusi dengan pihak-pihak lebih ahli, dan mungkin setelah ini departemen geologi akan memberi informasi lebih lanjut tentang keamanan struktur Kuala Lumpur."

Karena insiden nahas tersebut, DBKL sebelumnya membatalkan perayaan Malam Kemerdekaan pada Jumat, 30 Agustus 2024, sebagai bentuk penghormatan pada korban. Perayaan itu semula terjadwal diadakan di Lapangan Merdeka, yang berjarak beberapa ratus meter dari lokasi sinkhole.

Pembatalan tersebut diumumkan pada Rabu, 28 Agustus 2024, melalui unggahan media sosial. Pada Kamis, 29 Agustus 2024, Kepala Kepolisian Kerajaan Malaysia Razarudin Husain mengatakan saat ini tidak perlu menyatakan area Masjid India tidak aman atau zona bencana.

"Ini karena insiden lubang pembuangan itu tidak diklasifikasikan sebagai bencana," jelasnya seperti dilansir kanal Global Liputan6.com dari CNA.


Raja Dukun Malaysia Sempat Menawari Bantuan

Sinkhole di Jalan Masjid India, Kuala Lumpur, Malaysia. (AP/ Vincebt Thian)
Sinkhole di Jalan Masjid India, Kuala Lumpur, Malaysia. (AP/ Vincebt Thian)

Razarudin menambahkan, untuk menyatakan suatu area tidak aman, polisi harus mendapatkan izin khusus dari Dewan Keamanan Nasional. "Meski itu bukan bencana, polisi, Departemen Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Malaysia, DBKL, dan Pasukan Pertahanan Sipil telah menjalankan tugas mereka dengan cermat, seolah-olah itu adalah bencana karena pusat kendali operasi sudah ada," tambahnya.

Dukun Malaysia Ibrahim Mat Zin, yang terkenal karena menggelar ritual dengan kelapa dan bambu untuk membantu menemukan pesawat Malaysia Airlines yang hilang dan membersihkan negara dari kabut asap, telah menawarkan bantuan untuk menemukan turis yang jatuh ke sinkhole di Kuala Lumpur.

Namun, pihak berwenang menolak akses Mat Zin ke sinkhole tersebut, dan para pemimpin agama ingin ia menjelaskan tindakannya.  Meski polisi melarangnya mendekati sinkhole tersebut, ia memercikkan air yang dia klaim sebagai air spesial yang bersumber dari dasar air terjun di Perak.

Perkakas kelapa dan bambu yang sering ia gunakan dalam ritualnya dilaporkan tidak ada. Pria yang juga dikenal sebagai Raja Bomoh atau Raja Dukun itu mengatakan pada media Malaysia bahwa ia hanya "ingin membantu" karena korban masih hilang setelah pencarian intensif selama berhari-hari.

Infografis Risiko Bencana di Daerah Wisata
Infografis Risiko Bencana di Daerah Wisata. (Dok: Liputan6.com)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya