Liputan6.com, Jakarta - Banyak cara mendekatkan museum dengan warga. Museum Kepresidenan RI Balai Kirti memilih menggelar acara Museum Keliling di Taman Ekspresi Sempur, Bogor, yang akan berlangsung pada 14 September 2024.
Acara itu akan diramaikan pameran koleksi museum tentang kepemimpinan dan sejarah tokoh bangsa. Dalam rilis yang diterima Lifestyle Liputan6.com, Kamis, 12 September 2024, salah satu yang akan dipamerkan dalam kegiatan Museum Keliling itu adalah miniatur Stadion GBK yang mewakili prestasi Presiden ke-1 RI Sukarno.
Sementara, miniatur Keong Mas TMII mewakili era Presiden Soeharto, dilanjutkan dengan miniatur Pesawat N250 yang mencerminkan karya besar Presiden BJ Habibie. Presiden Abdurrahman Wahid yang akrab disapa Gus Dur diwakili oleh miniatur klenteng. Itu adalah cerminan dari kebijakan keberagaman presiden pertama di era reformasi yang menetapkan Hari Raya Imlek sebagai hari libur nasional.
Advertisement
Bagaimana dengan warisan Megawati Soekarnoputri sebagai presiden perempuan pertama di Indonesia? Balai Kirti memilih miniatur Gedung KPK yang kini kinerjanya banyak dikritik masyarakat. Sementara, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan diwakili oleh miniatur helm PBB.
"Kami ingin museum bisa dinikmati oleh semua kalangan, tidak hanya di ruang pamer yang terbatas, tetapi juga di ruang-ruang publik. Dengan menghadirkan koleksi sejarah di tengah masyarakat, kami berharap semakin banyak generasi muda yang tertarik untuk belajar tentang kepemimpinan bangsa Indonesia," kata Zamrud Setya Negara, Ketua Tim Museum dan Galeri Indonesian Heritage Agency (IHA).
Selain mempelajari sejarah kepemimpinan, pengunjung juga diajak untuk berolahraga dengan senam bersama. Ada pula permainan tradisional yang membangkitkan memori indah di masa kecil.
Kembali Gelar Walking Tour dengan Kuota Terbatas
Selain pameran koleksi, agenda Museum Keliling juga menghadirkan kembali Walking Tour Kebangsaan. Mereka kali ini bekerja sama dengan Karang Taruna Kelurahan Sempur dan Bogor Historical Walk yang mengajak para peserta menelusuri jejak sejarah penting di Kota Bogor.
Walking Tour Kebangsaan akan dimulai dari Museum Kepresidenan RI Balai Kirti dan melintasi sejumlah bangunan bersejarah seperti Balai Kota Bogor, Gedung Bakorwil Bogor, Sekolah Regina Pacis, hingga berakhir di Lapangan Sempur. Kegiatan ini berlangsung dari pukul 08.00 hingga 12.00 WIB, dengan kuota terbatas hanya untuk 30 peserta yang mendaftar pertama.
Kegiatan itu terbuka untuk umum dan tanpa dipungut biaya. Linda Siagian, Penanggung Jawab Unit Museum Kepresidenan RI Balai Kirti mengungkapkan bahwa nilai penting dari museum terletak pada koleksinya yang dapat memberikan wawasan tentang sejarah bangsa.
"Melalui kegiatan ini, kami ingin masyarakat lebih mengenal koleksi museum, khususnya sejarah kepemimpinan presiden Indonesia. Ini juga merupakan langkah kami untuk menyosialisasikan museum yang dapat dikunjungi secara gratis oleh masyarakat umum," ujarnya.
Advertisement
Sempat Ajak Walking Tour Rayakan HUT ke-79 RI
Walking Tour sepertinya menjadi agenda rutin museum yang berlokasi di Bogor itu. Sebelumnya, agenda serupa digelar untuk merayakan HUT ke-79 RI.
Panitia acara berkolaborasi dengan Bogor Historical Walk untuk mengulas sejarah perjuangan masyarakat di Kota Hujan dalam mempertahankan kemerdekaan. Target utamanya adalah generasi muda yang ingin merasakan pengalaman unik dan menyenangkan lewat Walking Tour Kebangsaan.
Agenda tersebut dilaksanakan pada Minggu, 25 Agustus 2024, pukul 08.00--12.00 WIB. Program tersebut bisa diikuti secara gratis, tapi kuotanya dibatasi maksimal 30 peserta saja.
Dalam rilis yang diterima Lifestyle Liputan6.com, Rabu, 21 Agustus 2024, para peserta diminta berkumpul di Stasiun Bogor sebelum melanjutkan perjalanan ke Napak Tilas Jalan Kapten Muslihat. Perjalanan dilanjutkan ke Balai Kota Bogor dan Gedung Bakorwil Bogor, sebelum berakhir di Museum Kepresidenan RI Balai Kirti.
Ketua Tim Museum dan Galeri Indonesian Heritage Agency Zamrud Setya Negara menyatakan, penyelenggaraan kegiatan Walking Tour Kebangsaan spesial kemerdekaan merupakan salah satu bentuk upaya IHA dalam mewujudkan konsep reimajinasi museum, khususnya pilar reprogramming.
Ide Pendirian Museum Kepresidenan RI Balai Kirti
Ide pendirian museum berasal dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2012. Pembangunannya melibatkan beberapa kementerian, yaitu Kementerian Sekretariat Negara, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Balai Kirti terdiri dari dua kata, yakni balai yang bermakna sebagai tempat, wadah, atau ruangan, serta kirti yang berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti tindakan yang membawa kemasyuran. Dengan begitu, makna Balai Kirti adalah bangunan yang menampung berbagai benda bersejarah, peninggalan perjalanan sejarah kepemimpinan para Presiden RI.
Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti diresmikan pada 18 Oktober 2014 oleh SBY. Awalnya, Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti merupakan Unit Pelaksana Teknis Eselon II, namun dalam perjalanannya ditinjau kembali dan disesuaikan dengan beban kerjanya, sehingga jadi UPT Tingkat Eselon III a.
Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti berfungsi sebagai wahana rekreasi dan edukasi untuk memperoleh informasi dari sajian memorabilia, serta visual dari para Presiden Indonesia. Diharapkan pengunjung bisa menghayati, mengapresiasi, dan meneladani jejak langkah, serta prestasi yang telah dicapai masing-masing Presiden Republik Indonesia selama masa baktinya.
Advertisement