Dokter Sebut Butuh 7--9 Jam untuk Ciptakan Tidur Berkualitas, Apa Alasannya?

Baik anak maupun orang dewasa membutuhkan tidur berkualitas agar manfaat kesehatannya didapatkan optimal.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 22 Sep 2024, 22:01 WIB
Diterbitkan 22 Sep 2024, 22:01 WIB
Dokter Sebut Butuh 7--9 Jam untuk Ciptakan Tidur Berkualitas, Apa Alasannya?
Suasana kamar tidur yang nyaman untuk mendukung tidur berkualitas. (dok. Liputan6.com/Pramita Tristiawati)

Liputan6.com, Jakarta - Tidur bukan sembarang tidur. Kualitasnya harus diperhatikan agar manfaat kesehatannya bisa dirasakan maksimal. Dr. Daniel Thomas, Sp.S, dokter spesialis saraf dari EMC Hospital Alam Sutera Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menjelaskan, dari usia anak hingga dewasa, sangat membutuhkan tidur yang cukup dan juga berkualitas.

"Selama ini disepelekan, padahal tidur itu kebutuhan kodratnya manusia. Bisa dihitung dalam 24 jam, sepertiga kegiatan manusia adanya di ranjang, dua per tiganya bisa dibagikan di kantor atau kegiatan lainnya, jadi tidur itu sangat penting," ujarnya dalam jumpa pers di Tangerang, Kamis, 19 September 2024.

Ia menyebut waktu tidur yang ideal berada di rentang tujuh hingga sembilan jam. Waktu tersebut diperlukan karena pada saat manusia tidur, harus melewati empat fase siklus tidur, yakni fase non-REM (NREM) fase 1, NREM fase 2, NREM fase 3, dan rapid eye movement (REM).

"Kualitas tidur akan membaik kalau kita sudah melewati keempat fase itu. Sementara, masing-masing fase itu membutuhkan waktu 90 menit, sehingga total tidur berkualitas itu tujuh sampai sembilan jam," ia menjelaskan.

Jika tidur yang dilakukan sudah berkualitas, tubuh akan merasakan manfaatnya, mulai dari kesehatan jasmani sampai mental. "Sebab, di setiap stage tidur itu ada perbaikan sel-sel tubuh atau regenerasi sel yang dilakukan. Lalu, kardiovaskular juga jauh lebih slow, jadi tidur cukup akan menghindari kita dari risiko serangan jantung, dan meningkatkan daya ingat serta konsentrasi," urai dr. Daniel.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Bahaya Kurang Tidur

Dokter Sebut Butuh 7--9 Jam untuk Ciptakan Tidur Berkualitas, Apa Alasannya?
Ilustrasi kamar tidur. (dok. Liputan6.com/Pramita Tristiawati)

Tanpa tidur yang berkualitas, risiko kesehatan pun mengintai. Ada bahaya yang membayangi mereka yang sering begadang ataupun tidur kurang dari waktu yang disarankan.

"Kebalikannya, kalau kurang tidur, yang sepelenya kurang konsentrasi, ngantuk, bisa mengakibatkan micro-sleep, dan sebagainya. Sampai ke gangguan kesehatan kronis," ujar dr. Daniel.

Gangguan kesehatan kronis yang dimaksud di antaranya gangguan kardiovaskular, tekanan darah menjadi naik, hingga bisa menyebabkan serangan jantung. Mereka yang kurang tidur juga bisa terganggu metabolismenya sehingga menyebabkan obesitas sampai gangguan mood dalam menjalani berbagai kegiatan.

"Jadi mulai sekarang, biasakan tidur tepat waktu, disiplin dalam istirahat, ciptakan dan atur suasana kamar, kasur atau matras yang nyaman, tenangkan pikiran dan emosi," imbaunya.

Terkait hal itu, IKEA pun merilis kampanye Bangun Lelapmu. Itu adalah enam rangkaian yang harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas tidur, meliputi kenyamanan, suara, cahaya, udara, suhu, dan solusi penyimpanan. "Kami percaya bahwa tidur yang baik memerlukan pendekatan holistik terhadap lingkungan tidur," ujar Rudy Sanjaya, Sales Core Area Manager IKEA Indonesia.


Tanda-Tanda Kurang Tidur Tersembunyi

Ilustrasi Ngantuk
Ilustrasi ngantuk (Gambar oleh Sammy-Williams dari Pixabay)

Mengutip kanal Citizen Liputan6.com yang melansir dari Real Simple, Senin, 16 September 2024, dalam buku Why We Sleep: Unlocking the Power of Sleep and Dreams, profesor dan direktur Sleep and Neuroimaging Lab di UC Berkeley, Matthew Walker, menyatakan bahwa tidur hanya enam jam per malam selama 10 hari dapat membuat Anda sama terganggunya dengan seseorang yang terjaga selama 24 jam berturut-turut. Untuk menghindari masalah kesehatan jangka panjang dan meningkatkan kehidupan sehari-hari Anda, berikut tanda-tanda kurang tidur tersembunyi.

1. Suasana Hati Mudah Berubah

Tidur dan kesehatan emosional saling terkait erat. Menurut statistik dari Harvard Medical School, pasien dengan kecemasan dan depresi lebih mungkin mengalami insomnia kronis. Sementara, kurang tidur sebagian dalam jangka pendek dapat memengaruhi suasana hati, pandangan, dan kualitas hubungan kita yang paling penting secara negatif.

"Jika Anda kurang tidur, Anda lebih rentan terhadap sifat pemarah, mudah tersinggung, dan tantangan dalam mengatasi stres," kata Lauren Hale, seorang profesor dalam program public health di Stonybrook University dan mantan pemimpin redaksi jurnal Sleep Health.

"Kurang tidur dan stres juga dapat menciptakan siklus yang buruk: kecemasan membuat kita lebih sulit tertidur, dan kemudian kurang tidur membuat kita lebih sensitif terhadap tekanan kehidupan sehari-hari," jelasnya.

2. Kesehatan Kulit Terganggu

Mata merah dan bengkak, lingkaran hitam di bawah mata, dan sudut mulut yang melengkung ke bawah mudah dikenali pada orang-orang yang kurang tidur yang berpartisipasi dalam sebuah penelitian di Stockholm University. "Orang-orang biasanya dapat mengetahui apakah Anda mengalami malam yang berat," kata Lauren Hale. "Bahkan sedikit saja kurang tidur dapat memengaruhi penampilan Anda."


Produktivitas dan Kinerja Menurun

Contoh ilustrasi ruangan belajar
Belajar di siang hari yang identik dengan kata “ngantuk” ini ternyata punya keunggulan untuk memperoleh informasi baru (Foto: Unsplash.com/Iewek Gnos)

Seringkali kita percaya bahwa begadang untuk menyelesaikan proyek kerja atau mempersiapkan presentasi sangatlah penting. Namun, berhenti bekerja tepat waktu untuk menenangkan diri dan tidur nyenyak pada malam hari umumnya merupakan cara terbaik untuk meningkatkan produktivitas dan kinerja secara keseluruhan.

Dalam berbagai penelitian tidur yang dilakukan hampir 40 tahun yang lalu, Robert Stickgold, direktur Center for Sleep and Cognition di Harvard Medical School, menemukan bahwa tidur malam dan mimpi mendorong pembelajaran baru, konsolidasi memori, dan kreativitas yang lebih besar. Stickgold juga menunjukkan dalam eksperimen yang lebih baru bahwa tidur di siang hari dapat memberikan manfaat yang sama baiknya untuk pemrosesan memori seperti tidur semalam penuh.

Tidur siang bahkan tampaknya lebih baik daripada kopi di hari kerja. Meskipun, minum secangkir kopi sebelum tidur siang dikenal sebagai kombinasi penyemangat terbaik.

"Kafein memang meningkatkan kekuatan kognitif hingga setengah jam, tetapi tidur sebenarnya mengambil informasi terbaru yang telah Anda pelajari dan menyimpannya sehingga Anda dapat menyerap informasi baru dengan lebih efektif," kata Stickgold kepada majalah Time.

Infografis 5 Tips Tidur Malam Berkualitas di Masa Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 5 Tips Tidur Malam Berkualitas di Masa Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya