Liputan6.com, Jakarta - Gunung Perkison berlokasi di Kabupaten Aceh Tenggara, Provinsi Aceh, Indonesia. Jarak dari kota Kutacane, ibu kota Kabupaten Aceh Tenggara, untuk mencapai gunung tersebut sekitar 30 km ke arah barat laut.
Gunung Perkison memiliki ketinggian 2.828 mdpl dan termasuk sulit didaki. Namun gunung ini menawarkan pemandangan yang memukau, ekosistem yang kaya, serta pengalaman pendakian yang menantang bagi para petualang alam.Â
Dengan keunikan ekosistem serta keindahan rupa alamnya, Gunung Perkison sangat penting sebagai tempat konservasi. Tak hanya bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan tempat tinggal satwa unik di dalamnya, tapi juga penghijauan untuk masyarakat setempat yang hidupnya juga bergantung pada hutan.
Advertisement
Masih banyak hal mengenai Gunung Perkison selain lokasi maupun ketinggiannya. Berikut enam fakta menarik Gunung Perkison yang dirangkum Tim Lifestyle Liputan6.com dari berbagai sumber.
1. Titik Awal Pendakian
Mengutip dari laman blog Andiastina, Selasa, 10 Desember 2024, yang menceritakan perjalanannya, pendakian ke gunung ini menawarkan tantangan untuk dijelajahi. Rute pendakian yang paling umum akan dimulai dari Desa Wih Ni Rayang, yang terletak di kaki gunung.
Pendakian ini biasanya memakan waktu sekitar dua hingga tiga hari, tergantung pada kecepatan dan kondisi fisik pendaki. Selama perjalanan, pendaki akan melewati berbagai jenis medan, mulai dari hutan lebat dengan pepohonan tinggi, sungai kecil yang jernih, hingga lereng curam yang membutuhkan keterampilan mendaki yang baik.
Â
2. Tantangan Pendakian
Salah satu tantangan utama dalam pendakian Gunung Perkison yakni kondisi cuaca yang dapat berubah dengan cepat. Kabut tebal dan hujan deras sering kali jadi tantangan tambahan bagi para pendaki. Karenanya, diperlukan persiapan yang matang, termasuk peralatan yang memadai dan fisik yang prima, untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan pendakian.
3. Tradisi Lokal Unik Masyarakat di Kaki Gunung Perkison
Selain keindahan alamnya, kawasan sekitar Gunung Perkison ini juga kaya akan budaya dan tradisi lokal yang menarik untuk dijelajahi. Masyarakat Gayo yang mendiami wilayah ini memiliki budaya yang unik dan ramah terhadap wisatawan.
Pengunjung dapat belajar tentang kehidupan sehari-hari masyarakat Gayo, serta mengikuti berbagai kegiatan budaya seperti tari Saman, yang merupakan salah satu warisan budaya takbenda yang diakui UNESCO. Wisatawan juga dapat menikmati kuliner khas Gayo yang lezat, seperti Kopi Gayo yang terkenal memiliki cita rasa khas. Â
Advertisement
4. Ekosistem Flora dan Fauna Unik
Ekosistem di sekitar Gunung ini sangat beragam dan kaya akan spesies flora dan fauna. Hutan yang menutupi lereng-lereng gunung ini merupakan rumah bagi berbagai jenis tumbuhan endemik dan langka. Vegetasi khas yang dapat ditemukan di kawasan ini termasuk berbagai jenis pohon besar seperti meranti, damar, dan rotan, serta beragam spesies anggrek liar yang mempercantik lanskap hutan.
Di sisi fauna, kawasan ini menjadi habitat bagi banyak satwa liar, termasuk beberapa spesies yang dilindungi. Beberapa hewan yang sering ditemui di sini antara lain kera ekor panjang, rusa, dan berbagai jenis burung eksotis seperti rangkong dan elang.Â
5. Pemandangan dari Puncaknya
Dari puncak gunungnya, pendaki bisa menikmati panorama yang luas, termasuk hamparan hutan tropis yang hijau, lembah yang dalam, dan kabut tipis yang kerap menyelimuti puncak gunung. Pemandangan matahari terbit dan terbenam dari puncak Gunung ini adalah salah satu atraksi utama. Meski memang tak tampak dekat pegunungan di sekitarnya, tapi warna-warna langit yang berubah saat matahari muncul dan tenggelam memberikan pengalaman visual yang luar biasa bagi pendaki.
Â
6. Termasuk Rangkaian Bukit Barisan
Sebagai salah satu gunung non-vulkanik yang masuk dalam rangkaian bukit barisan, tampaknya belum banyak pendaki yang sampai ke puncak Gunung Perkison, lantaran akses jalan di Aceh juga tak begitu baik. Namun kawasan sekitar gunung ini merupakan bagian penting dari ekosistem yang lebih luas di Aceh.
Upaya konservasi diperlukan untuk menjaga keanekaragaman hayati dan keindahan alam kawasan ini. Disebutkan bahwa pemerintah daerah bersama dengan organisasi lingkungan dan komunitas lokal aktif melakukan berbagai kegiatan konservasi, termasuk patroli hutan demi mencegah perambahan liar, program reboisasi, serta edukasi lingkungan kepada masyarakat.
Pariwisata berkelanjutan pun didorong untuk memastikan kegiatan wisata tidak merusak lingkungan. Pendakian yang bertanggung jawab dan menghormati alam menjadi kunci untuk menjaga kelestarian Gunung ini. Dengan itu, kawasan sekitar Gunung Perkison dapat terus dinikmati generasi mendatang dan tetap menjadi habitat yang aman bagi flora dan fauna yang hidup di sini.
Â
Advertisement