Travel Agent Peringatkan Tulisan di Topi yang Bisa Bikin Wisatawan Didenda dan Dilarang Masuk Vietnam

Para wisatawan diperingatkan agar tidak memakai topi yang bertuliskan ‘Topi Veteran Perang Vietnam’ atau ‘Veteran Perang Vietnam’ akan ditolak masuk Vietnam.

oleh Henry Diperbarui 23 Feb 2025, 16:00 WIB
Diterbitkan 23 Feb 2025, 16:00 WIB
ilustrasi bendera Vietnam (AFP)
ilustrasi bendera Vietnam (AFP)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu negara ASEAN atau Asia Tenggara, Vietnam termasuk banyak dikunjungi wisatawan mancanegara (wisman) atau turis asing. Namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan para wisman sebelum berkunjunh ke Vietnam

Sebuah travel agent yang fokus menangani wisatawan yang berwisata ke Vietnam, baru-baru ini membagikan informasi tentang hal yang tak boleh dilakukan jika ingin melancong ke negara tersebut.

Dilansir dari The Korea Times, Minggu (23/2/2025), para turis diperingatkan agar tidak memakai topi maupun benda lainnya yang bertuliskan ‘Topi Veteran Perang Vietnam’ atau ‘Veteran Perang Vietnam’ akan ditolak masuk Vietnam.

Agen travel itu juga membagikan pengalaman seorang traveler yang belum lama ini ditolak masuk ke Vietnam karena mengenakan topi bertuliskan ‘Veteran Perang Vietnam’. “Sekelompok turiis yang memakai topi tersebut juga dikenakan denda 3 ribu dolar AS atau sekitar Rp49 juta, setelah diperiksa oleh otoritas setempat saat di Vietnam,” terang agensi tersebut.Mereka juga memperingatkan memakai topi tersebut di jalanan juga bisa memicu konflik dengan masyarakat setempat.

Travel agent itu pun membagikan sebuah foto topi dengan tulisan ‘Pahlawan Perang Vietnam dari Korea’ sebagai contoh. Topi itu kerap dipakai para veteran perang yang pernah bertugas di Vietnam dan dibuat untuk mengenang para tentara Korea selama perang Vietnam.

Di Korea Selatan, ada sejumlah organisasi seperti Korean Disabled Veteran’s Association (Asosiasi Disabilitas Veteran Korea) yang didirikan Agent-Orange Perang Vietnam dan Asosiasi Veteran Tentara Korea di Perang Vietnam yang khusus dibuat untuk mereka yang pernah bertugas di Perang Vietmam.

Masalah veteran Perang Vietnam di Korea pernah berlangsung selama 20 tahun sejak 1955 ketika Vietnam Utara yang waktu itu termasuk negara komunis berperang dengab tentara Vietnam Selatan yang didukung Amerika Serikat.

 

Dialog Kontrovesial di Squid Game

War Remnants Museum di Kota Ho Chi Minh, Vietnam (14/8/2023). Foto: Liputan6.com/Ade Nasihudin.
War Remnants Museum di Kota Ho Chi Minh, Vietnam (14/8/2023). Foto: Liputan6.com/Ade Nasihudin.... Selengkapnya

Berdasarkan permintaan Amerika Serikat (AS), Korea Selatan mengurus 320 ribu pasukan untuk mendukung Vietnam Selatan. Perang itu berakhir untuk kemenangan Vietnam Utara yang kemudian berujung pada penyatuan dua negara Vietnam menjadi negara republik sosialis.

Beberapa warganet membandingkan larangan memakai topi veteran Perang Vitenam dengan orang Jepang yang membawa bendera 'Rising Sun' (matahari terbit) saat mengunjungu Dokdo.  Kontroversi seputar Perang Vietnam juga muncul di serial produksi Netflix, Squid Game musim kedua yang dirilis pada Desember 2024 lalu.

Dalam satu adegan, seorang kontestan bernama Kang Dae-ho diperankan Kang Ha-neul) menyebutkan kalau ayahnya adalaj veteran Perang Vietnam. Lalu peserta lainnya, Park Jung-bae (diperankan Lee Seo-hwan) menanggapi dengan mengatakan,”

Ayahmu kedengarannya orang yang hebat.” Adegan itu mendapat protes keras dari para pemirsa di Vietnam. Banyak yang menyebut untuk memboikot serial produksi Korea Selatan tersebut.

Saat ini, Vietnam, negara yang dikenal dengan pertumbuhan ekonominya yang pesat dan peningkatan infrastruktur yang konsisten, telah mengambil langkah besar dengan menyetujui pembangunan jalur kereta cepat. Proyek ambisius ini akan menghubungkan ibu kota Hanoi di utara dengan pusat keuangan utama di selatan, Ho Chi Minh City.

Revolusi Sistem Transportasi di Vietnam

Potret Senja Hoi An, Rekomendasi Wisata Romantis di Vietnam
Hoi An terletak di bagian tengah Vietnam, tepatnya di Provinsi Quang Nam. Para wisatawan hanya perlu menempuh perjalanan sekitar 40 menit dengan mobil dari Kota Da Nang (12/8/2023). (Liputan6.com/Ade Nasihudin).... Selengkapnya

Mengutip laman CNN, Minggu, 22 Desember 2024, dengan total biaya yang diestimasikan mencapai 67 miliar dolar AS atau setara Rp1.060 triliun. Proyek ini diharapkan dapat merevolusi sistem transportasi di negara tersebut.

Jalur kereta cepat ini akan membentang sepanjang 1.541 kilometer, memungkinkan kereta untuk melaju hingga kecepatan 350 kilometer per jam. Saat ini, perjalanan antara Hanoi dan Ho Chi Minh City ini memakan waktu hingga 30 jam.

Dengan jalur kereta api baru ini, waktu perjalanan diprediksi dapat dipangkas menjadi hanya lima jam, menawarkan efisiensi yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi para penumpang. Keputusan untuk melanjutkan proyek ini diambil oleh Majelis Nasional Vietnam, yang merupakan lembaga legislatif tertinggi di negara tersebut.

Proyek ini tidak hanya mencerminkan ambisi Vietnam untuk meningkatkan infrastruktur transportasi, tetapi juga menunjukkan komitmen negara tersebut untuk memenuhi kebutuhan transportasi yang terus meningkat di koridor utara-selatan. Pembangunan jalur kereta api ini dijadwalkan akan dimulai pada 2027, dengan harapan kereta pertama dapat beroperasi pada 2035.

Meski begitu, Vietnam menghadapi tantangan besar dalam hal penundaan proyek infrastruktur sebelumnya. Karena itu, pelaksanaan proyek ini akan diawasi dengan ketat untuk memastikan bahwa target waktu dapat terpenuhi.

Kereta Cepat di Vietnam

Ilustrasi Kereta Super Cepat
Ilustrasi Kereta Super Cepat. (Doc: AFP)... Selengkapnya

Tidak hanya dirancang untuk mengangkut orang, kereta ini juga akan melayani pengangkutan barang dan tujuan pertahanan, sebagaimana dilaporkan oleh media pemerintah. Kereta cepat itu akan melintasi 20 provinsi dan kota, dengan 23 stasiun penumpang dan lima stasiun barang di sepanjang rutenya.

Wakil Menteri Transportasi, Nguyen Danh Huy, menekankan pentingnya proyek ini dalam merespons kebutuhan transportasi yang terus berkembang. "Proyek ini sangat penting untuk merestrukturisasi pangsa transportasi dan menjadi landasan bagi lompatan Vietnam ke era pertumbuhan baru," ujar Nguyen Danh Huy.

Pernyataan ini menggarisbawahi pentingnya jalur kereta api ini sebagai katalisator bagi pertumbuhan ekonomi dan restrukturisasi sistem transportasi di Vietnam. Dalam hal pendanaan, Vietnam berencana untuk memprioritaskan sumber dana dalam negeri untuk proyek ini.

Namun, negara tersebut juga terbuka untuk mempertimbangkan pinjaman luar negeri, asalkan terjangkau dan tidak membatasi. Ini menunjukkan pendekatan yang hati-hati dan strategis dalam hal pembiayaan, mengingat skala dan kompleksitas proyek tersebut.

Infografis Cara China hingga Vietnam Tangani Virus Corona. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Cara China hingga Vietnam Tangani Virus Corona. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya