Kunjungi Pabrik Metro Kapsul, Jokowi: Saya Ndak Ragu Lagi

Metro Kapsul dinilai jauh lebih murah pembangunannya ketimbang MRT dan Monorel.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 02 Apr 2014, 18:36 WIB
Diterbitkan 02 Apr 2014, 18:36 WIB
Jokowi
Jokowi kunjungi pabrik Metro Kapsul. (Herman Zakharia/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Setelah menerima kedatangan para jajaran konsorsium pembuat PT Kereta Kapsul Indonesia di kantornya beberapa minggu lalu, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi langsung pabrik pembuatan Metro Kapsul yaitu PT Perkakas Rekadaya Nusantara di Punihayu, Subang, Jawa Barat.

Jokowi menyatakan kedatangannya itu untuk melihat langsung proses pembuatan Metro Kapsul dan mengetahui sistem kerja angkutan transportasi massal yang diklaim berbiaya lebih murah ketimbang MRT (Mass Rapid Transit) dan Monorel.

"Ini kita mau lihat dulu, bagaimana bentuknya. Kita lihat pabrik pembuatannya," ujar Jokowi setibanya di perusahaan tersebut, Rabu (2/4/2014).

Pantauan Liputan6.com, setibanya di sana, mantan walikota Solo itu disambut jajaran konsorsium Kereta Kapsul Indonesia. Salah satunya Dirut PT Perkakas Rekadaya Nusantara, Djoni Rosadi.

Selanjutnya, Jokowi menyaksikan video profil PT Perkakas Rekadaya Nusantara yang merupakan perusahaan selama ini memproduksi onderdil kendaraan bermotor. Setelah itu, Jokowi menjelaskan produk Metro Kapsul yang bangun Konsorsium Kereta Kapsul Indonesia adalah salah satu produk dalam negeri sehingga harus didukung.

"Ini mau bikin produknya semangatnya Indonesia. Ini produk kita sendiri. Ya, saya ndak perlu ragu lagi," tegas Jokowi.

Namun demikian, Jokowi mengaku dukungan yang diberikan hanya sebatas dukungan moril. Sebab membangun angkutan tersebut, pihaknya harus lebih dulu membicarakan lebih lanjut dan menunggu rencana bisnis dan rencana keuangan dari pihak konsorsium. ‎

"Rencana bisnisnya nanti kita lihat. Business plan-nya financial plan-nya nanti kita lihat," ucap Jokowi.

Terkait masih banyaknya yang ragu atas kelancaran proyek itu, Jokowi menegaskan sebagai gubernur, ia harus berani memutuskan agar transportasi umum di Ibukota menjadi lebih baik.
‎
"Saya kira ini kalau lihat pabriknya, saya juga yakin. Hanya untuk mulai sesuatu baru, butuh keberanian, butuh keputusan politik. Mau dipakai atau tidak dipakai," ucap Jokowi.

Jokowi pun mengungkapkan, setelah mendengar penjelasan dari jajaran direksi konsorsium, Metro Kapsul jauh lebih murah pembangunannya dibanding dengan MRT dan Monorel.

"Kita kan lihat, plan-nya seperti apa? Masuk nggak? Lebih murah atau mahal. Kalau MRT kan biayanya per kilometer Rp 900 miliar, Monorel Rp 400 miliar, kalau ini kan Rp 114 miliar per kilometer. Dari hitung-hitungan bodoh-bodohan saja sudah jauh," jelas dia.

Teknologi Lama

Dirut PT Perkakas Rekadaya Nusantara Djoni Rosadi menjelaskan, Metro Kapsul yang dia tawarkan bukanlah teknologi baru. Menurutnya, moda transportasi tersebut telah ada sejak 30 tahun lalu, namun diperbarui sehingga menjadi lebih modern dan berbiaya rendah.

"Kita tidak menggunakan teknologi yang terlalu canggih untuk membangun metro kapsul ini. Ini teknologi 30 tahun lalu, tetapi bagaimana teknologi ini dilakukan kembali sekarang," kata dia. ‎
‎
Berbeda dengan MRT dan Monerel, Metro Kapsul menggunakan jalur lebih kecil dan memungkinkan untuk dibangun di atas trotoar atau pedestarian di tengah atau sisi kanan dan kiri jalan.

Karena itu, tak perlu melakukan pembebasan lahan dan memakan banyak lahan dalam pembangunan moda transportasi itu karena jalur yang akan dibangun merupakan jalur layang.

"Nanti jalurnya di atas. Dan untuk tiang-tiangnya relatif kecil, harganya murah, dan kemudian diangkat ke atas, elevated (layang). Yang membuat murah adalah rancangannya daripada track-nya, jalannya, karena ini kecil, dimensinya kecil sehingga jalannya jauh lebih murah. Itu yang membuat harga investasinya murah," kata pria alumnus Institut Teknologi Bandung (ITB).

Angkutan ini pun diklaim dapat melaju dengan kecepatan maksimal 70 kilometer per jam dan akan menggunakan sistem sinyal tanpa perlu menggunakan tenaga sopir yang mengendalikannya. Ditargetkan, pembangunan itu memakan waktu lebih singkat dibanding Monorel dan MRT.
‎
"Ini betul-betul produk Indonesia. Selain di Jakarta, kami sudah presentasi di Bandung dan Surabaya. Kalau jadi, kami menargetkan bisa menyelesaikan pembangunan selama 3 tahun," ucap Djoni.

Baca juga:

Jokowi Tengok Pabrik Metro Kapsul di Subang

Ahok Minta Monorel Batal Jokowi Beri Kelonggaran

Jokowi: Metro Kapsul Lebih Murah Tapi Belum Ada Keputusan

Gunakan Metro Kapsul, Jokowi: Kenapa Tidak?

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya