Liputan6.com, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama atau Ahok melihat kecil kemungkinan teknis pembangunan tanggul raksasa (Giant Sea Wall) Jakarta sama dengan Saemangeum Sea Wall, Korea Selatan. Kesimpulan itu didapat setelah Ahok berkunjung ke Korea Selatan selama 3 hari, 19-21 September kemarin, dalam rangka pembukaan Asian Games 2014 di Incheon.
"Saya kira beda sekali konsepnya. Konsep Jakarta Giant Sea Wall mau buat waduk jadi reservoir air. Itu saya kira nggak masuk akal setelah lihat di situ," jelas Ahok di Balaikota, Senin (22/9/2014).
Ahok menjelaskan, di Jakarta tanggul raksasa yang dibangun bertujuan sebagai reservoir air atau bangunan penampungan air minum. Sementara, di Tanggul Saemangeum terdapat permasalahan air kotor.
"Dia (Korea Selatan) mempunyai persoalan dengan pencemaran waduk yang dia bikin. Kan dia tutup, berarti kan semua air kotor masuk ke situ. Itu saja ngga bisa dipakai buat pertanian," jelas Ahok.
Meski demikian, Ahok mengatakan apa yang dilihatnya di Korea Selatan dapat dipraktikan pula di Jakarta. Salah satu alasannya karena negara tersebut memang ahli dalam urusan tanggul laut.
Pembangunan Giant Sea Wall dimaksudkan untuk mengatasi banjir di Jakarta, khususnya rob di sisi utara Jakarta. Peletakkan batu pertama diharapkan pada 9 Oktober mendatang. Dana sudah dialokasikan di Kementerian Pekerjaan Umum.
Baca Juga
Tanggul raksasa ini diproyeksikan untuk melindungi Jakarta hingga 1.000 tahun ke depan. Selain itu, tanggul ini juga untuk memudahkan pembuangan air dari daratan ke laut dan sebagai tempat penyimpanan air bersih.
Menurut Ahok, untuk teknik pengerjaan yang paling bisa ditiru adalah Rotterdam, Belanda. "Kita lebih cocok Rotterdam sebetulnya," tandas Ahok. (Mut)
Advertisement