Pengungsi Korban Gunung Sinabung di Berastagi Mengaku Terlantar

Menurut para pengungsi, pemerintah daerah setempat sudah tak peduli lagi dengan keberadaan mereka di pengungsian.

oleh Liputan6 diperbarui 15 Okt 2014, 01:52 WIB
Diterbitkan 15 Okt 2014, 01:52 WIB
Derita Pengungsi Sinabung
Nasib pengungsi korban letusan gunung Sinabung kian memprihatinkan,persediaan bantuan logistik kian menipis.

Liputan6.com, Karo - Mengungsi di pusat pemerintahan di Kecamatan Berastagi, Karo, Sumatera Utara tidak membuat kehidupan pengungsi Gunung Sinabung menjadi lebih nyaman. Para pengungsi mengaku lebih nyaman tinggal di kampung mereka Desa Sukanalu dan Kutarakyat daripada di kota.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Malam SCTV, Selasa (14/10/2014), nasib warga 2 desa tersebut kian memprihatinkan setelah beberapa bulan tak bisa kembali ke rumah pasca-letusan Gunung Sinabung beberapa waktu lalu.

Mereka harus tetap tinggal di posko pengungsian gedung Kursus Wanita Kristen (KWK) Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) yang berada di Kecamatan Berastagi. Namun mereka merasa terlantar dan kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah setempat.

Saat ditemui waktu makan, menu makanan mereka tanpa dilengkapi lauk-pauk. Bahkan anak-anak dan balita pun kurang mendapat asupan gizi yang memadai. Menurut pengungsi, pemerintah daerah sudah tak peduli dengan keberadaan mereka di pengungsian.

Meski mengungsi, para korban Sinabung ini tetap bekerja sebagai buruh tani agar mendapat penghasilan selama di pengungsian. Semula, sekitar 200 KK akan dipulangkan dengan menerima uang kompensasi dan modal berladang. Namun warga menolak karena lahan yang ditinggal tak bisa lagi digarap. (Rmn)

Baca juga:

Di Tengah Erupsi Sinabung, Siswa SD Tetap Semangat Sekolah

Persengkokolan 3 Remaja di Jatinegara Rampok Temannya Sendiri

Petugas Bandara Ngurah Rai Tersedot Baling-baling Pesawat

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya