Priyo: Jika Munas Dipaksakan November, Akan Jadi Malapetaka Besar

Sementara politisi Golkar lainnya, Agus Gumiwang mengatakan, memanasnya Golkar akumulasi kepemimpinan Ical.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 24 Nov 2014, 21:18 WIB
Diterbitkan 24 Nov 2014, 21:18 WIB
Priyo Budi Santoso Optimis Mentahkan Skenario Pemenangan Ical
Ketua DPP Partai Golkar, Priyo Budi Santoso dalam diskusi publik di kawasan Menteng, Jakarta, Minggu (16/11/2014). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Suasana politik Partai Golkar tampaknya semakin memanas, jelang digelar Musyawarah Nasional (Munas) IX. Hal itu terlihat adanya keributan saat rapat pleno di DPP Golkar, di Slipi, Jakarta Barat malam ini.

Politisi Partai Golkar yang juga maju dalam bursa calon ketua umum, Priyo Budi Santoso mengatakan, seharusnya munas partai berlambang pohon beringin itu berlangsung sehat dan menyenangkan.

"Munas itu harus sehat, senang. Saya sudah mengikuti munas sebanyak 4 kali tidak pernah seperti ini. Kuncinya pada Pak Ical (Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie atau Ical). Kalau dia bisa bersikap demokratis, maka suasana tersebut tidak seperti ini," ujar Priyo di Kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Senin (24/11/2014) malam.

Mantan pimpinan DPR itu mengatakan, jika pelaksanaan Munas IX Golkar dipaksakan berjalan 30 November, maka akan timbul perpecahan.

"Ini jelas jika terus dipaksakan maka Pak Ical akan dikenang menjadi tidak baik. Ini lebih parah daripada zaman Orde Baru. Saya khawatir juga, jika dipaksakan, nanti akan menjadi malapetaka besar, berada di ujung perpecahan," ujar dia.

Akumulasi Kepemimpinan Ical

Sementara politisi Golkar lainnya, Agus Gumiwang mengatakan, situasi memanasnya partai bukan hanya penunjukan Nurdin Halid sebagai Ketua Pelaksana atau panitia Munas IX.

"Saya kira situasi panas ini, bukan penunjukan Nurdin Halid saja. Ini adalah akumulasi kepemimpinan Ical yang selama 5 tahun menjabat tidak akomodatif, tidak mempertimbangkan kebijakan partai. Jadi inilah puncak kekecewaan," ungkap Agus.

Sementara anggota Komisi I DPR Agun Gunanjar menilai, situasi politik Golkar saat ini akibat inkonsistensi Ical yang tidak menjalankan hasil rapat pleno.

"Saya tegaskan ini karena inkonsistensi. Ketua Umum tidak menjalankan apa hasil rapat pleno yang memutuskan munas dilaksanakan pada Januari 2015. Ini kan mencederai keputusan. Kalau memang ada desakan harusnya rapat dulu, baru dibawa lagi ke rapimnas," ujar Agun.

Rapat pleno penentuan lokasi Munas IX Partai Golkar ricuh, setelah sekelompok orang yang mengaku Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) pimpinan Yorrys Raweyai tiba-tiba mendatangi ruang pleno. Mereka berteriak-teriak dan memaksa masuk ruang rapat di DPP Partai Golkar, Jalan Anggrek Nelly Murni, Jakarta Barat.

Massa AMPG yang mengenakan seragam loreng kuning ini berhasil masuk ruang rapat, karena jumlah petugas keamanan tak sebanding. Pleno pun terpaksa diskors. Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie atau Ical, dan Wakil Ketua Umum Fadel Muhammad serta sejumlah petinggi Golkar langsung dievakuasi.

Setelah massa AMPG mereda, sejumlah polisi bersiaga di markas DPP Partai Golkar itu, guna mengantisipasi kericuhan susulan. Massa mendesak rapat pleno dibubarkan jika tidak dapat menemui Ical.

Sementara hasil Rapimnas Golkar mengubah jadwal munas yang awalnya Januari 2015 menjadi akhir November 2014. Banyak yang menduga, percepatan munas tersebut akan membuat Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie atau Ical kembali terpilih.

Menjelang Munas Golkar Januari 2015, Partai Golkar juga ramai pencalonan ketua umum. Selain Ical, ada 7 nama yang sudah menyatakan diri dalam bursa calon ketua umum, yakni Agung Laksono, Priyo Budi Santoso, Agus Gumiwang Kartasasmita, Zainuddin Amali, MS Hidayat, Hajriyanto Y Thohari, dan Airlangga Hartarto dikabarkan siap maju untuk menjadi caketum. (Rmn/Ans)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya