Munas Golkar Dinilai Kesempatan Jokowi-JK Ambil Peluang

Menurut peneliti Inded Arif Susanto, momen itu bisa menentukan arah partai berlambang pohon beringin tersebut ke depannya.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 23 Nov 2014, 17:52 WIB
Diterbitkan 23 Nov 2014, 17:52 WIB
Ilustrasi Jokowi-JK 2
Ilustrasi Jokowi-JK (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta - Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golongan Karya (Golkar) yang akan dilaksanakan pada 30 November 2014 sesuai Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) yang salah satu agendanya pada Munas nanti memilih ketua umum Partai Golkar, dipandang sebagai salah satu kesempatan kubu Joko Widodo atau Jokowi mengambil peluang.

Menurut peneliti Indonesian Institute for Development and Democracy (Inded) Arif Susanto, momen itu bisa menentukan arah partai berlambang pohon beringin tersebut ke depannya.

"Jelas Munas Golkar nanti menjadi momen yang menentukan ke mana Golkar, apakah tetap seperti ini (menjadi oposisi) atau memilih arah lain (bergabung dengan pemerintahan). Ini bisa diambil oleh Jokowi untuk setidaknya menarik suara-suara dari elemen Partai Golkar demi keberlangsungan stabilitas politik," ujar Arif dalam sebuah diskusi di Jakarta, Minggu (23/11/2014).

Ia pun menduga dengan keadaan Golkar yang belum solid, membuat Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) sudah mengambil tindakan.

"Jangan-jangan JK (sudah mengambil langkah) bertindak seperti momen 2004, di mana resistensi Golkar menolak SBY, justru JK mengambil alih dan membuat Golkar satu suara dengan SBY. Tapi saya yakin JK tidak akan maju, mungkin (JK) menggunakan tokoh lain yang bisa dikontrol atau yang bisa diajak bernegoisasi," jelas dia.

Hal ini, menurut Arif, langkah pemerintah Jokowi-JK dipandang perlu untuk bernegosiasi dengan partai beringin.

"Hal ini perlu ya, untuk bernegosiasi, bukan berkompromi. Karena jika mengacu kepada SBY, itu kompromi. Jokowi jangan berkompromi tapi bernegosiasi untuk menciptakan keadaan politiknya yang membaik," pungkas Arif Susanto.

Munas IX Partai Golkar akan menjadi ajang kompetisi yang ketat antara Aburizal Bakrie atau Ical dengan kader muda partai itu Priyo Budi Santoso, untuk menduduki posisi Ketua Umum Partai Golkar. Hingga saat ini, keduanya memiliki jumlah dukungan pemilik suara dengan selisih yang sangat ketat. (Ans/Ado)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya