Basarnas: Sinyal Ditemukan di 2 Titik Bukan dari AirAsia QZ8501

Basarnas telah melakukan pencarian di kedua titik asal mula sinyal yang diduga dari AirAsia QZ8501 tersebut memancar.

oleh Oscar Ferri diperbarui 29 Des 2014, 20:07 WIB
Diterbitkan 29 Des 2014, 20:07 WIB
Ilustrasi Pesawat AirAsia (5)
Ilustrasi Pesawat AirAsia (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta - Badan SAR Nasional (Basarnas) hari ini mendapatkan 2 sinyal darurat yang memancar dari perairan di sekitar rute pesawat AirAsia QZ8501. Kedua sinyal itu didapatkan dari 2 lokasi berbeda.

Lokasi pertama, yakni di sekitar perairan Selat Karimata dekat Laut Jawa. Kemudian, sinyal kedua didapatkan di perairan antara Pulang Bangka dan Pulau Belitung.

"Sinyal emergency pertama didapat pukul 09.00 WIB. Kemudian sinyal emergency kedua didapat agak siangan. Kita dapatkan sangat lemah sinyal emergency tersebut," ujar Kepala Basarnas Marsekal Madya FHB Soelistyo di Kantor Basarnas, Jakarta Pusat, Senin (29/12/2014).

‎Soelistyo mengatakan, setelah dilakukan pengecekan melalui alat dan sistem yang dimiliki Basarnas, dipastikan sinyal darurat itu bukan berasal dari Emergency Locater Transmitter (ELT) dari pesawat AirAsia QZ8501. Melainkan berasal dari Personal Locator Beacons (PLB).

Dia menjelaskan, prinsip kerja setiap sinyal pemancar darurat itu sama. Namun fungsinya berbeda-beda. Jika ELT terintegrasi dengan pesawat, sementara PLB dibawa oleh personal atau perorangan.

"PLB ini bisa dibawa oleh rescue atau penerbang. Kalau ELT terintegrasi dalam pesawat. Jadi sinyal emergency itu bukan dari ELT Pesawat AirAsia QZ8501," ucap Soelistyo.

Dia menjelaskan, pihaknya telah melakukan pencarian di kedua titik asal mula sinyal itu memancar. Namun secara visual tidak ditemukan adanya serpihan atau bagian dari pesawat AirAsia QZ8501. Sehingga‎ dipastikan sinyal darurat itu bukan berasal dari ELT milik Pesawat QZ8501.

"Untuk koordinat pertama, tidak ditemukan serpihan atau bagian dari pesawat. Untuk koordinat kedua, juga tidak ditemukan serpihan atau bagian dari pesawat," ujar Soelistyo.

Pesawat AirAsia rute Surabaya-Singapura hilang kontak dari Air Traffic Controller (ATC) Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Minggu 28 Desember 2014 sekitar pukul 06.17 WIB. Pesawat itu terbang dari Bandara Juanda, Surabaya, Jawa Timur pukul 05.20 WIB, dan seharusnya tiba di Bandara Changi, Singapura pukul 08.30 waktu setempat.

Pesawat jenis Airbus A320-200 dengan register PK-AXC itu dipiloti Kapten Iriyanto dan Remi Emmanuel Plesel, serta 4 awak kabin, yakni Wanti Setiawati, Khairunisa Haidar Fauzi, Oscar Desano, Wismoyo Ari Prambudi, dan 1 teknisi bernama Saiful Rakhmad.

Kapal terbang AirAsia tersebut berpenumpang 155 orang, terdiri atas 138 penumpang dewasa, 16 penumpang anak-anak, dan ‎1 bayi. Penumpang didominasi dari warga negara Indonesia, 1 WN Singapura, 1 WN Inggris, 1 WN Malaysia, dan 3 WN Korea Selatan. (Riz/Sss)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya