Harimau Sumatera Koleksi Kebun Binatang Solo Mati

Harimau koleksi Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ), Solo, ditemukan pada Senin sore 29 Desember 2014.

oleh Fajar Abrori diperbarui 30 Des 2014, 22:55 WIB
Diterbitkan 30 Des 2014, 22:55 WIB
Harimau Sumatera Koleksi Kebun Binatang Solo Mati
Harimau koleksi Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ), Solo, ditemukan pada Senin sore 29 Desember 2014.

Liputan6.com, Solo - Seekor harimau sumatera koleksi Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ), Solo, Jawa Tengah, mati. Harimau yang diberi nama Vici tersebut diduga mati lantaran sakit.

Direktur Utama TSTJ Lilik Kristianto mengatakan harimau tersebut ditemukan pada Senin sore 29 Desember 2014.

"Harimau itu diketahui mati sekitar waktu magrib kemarin," kata Lilik Kristianto di Solo, Selasa (30/12/2014).

Ia menjelaskan jika kondisi kesehatan harimau itu menunjukkan gejala sakit sejak Minggu 28 Desember lalu. Saat itu kondisi mulai menurun, bahkan kemarin pagi kondisi harimau yang berumur 10 tahun itu mulai sempoyongan.

"Dari hari Minggu hingga hari kemarin kondisinya menurun terus. Pada hari Senin pagi itu kondisinya drop," kata Lilik.

Dengan kondisi seperti itu, pihaknya pun melakukan penanganan medis. Tim dokter yang menanganinya pun mulai mengambil tindakan dengan memberikan injeksi berupa multivitamin dan antibiotik pada Senin siang kemarin.

"Sebelum melakukan injeksi, kami sudah berkonsultasi ke sejumlah dokter ahli harimau sumatera yang berasal dari beberapa kebun binatang di Indonesia," ucap dia.

Meski sudah dilakukan tindakan medis, kondisi harimau sumatera tersebut tak kunjung membaik. Setelah diketahui mati, akhirnya pihak kebun binatang bersama dengan tim medis melakukan otopsi.

"Dari hasil otopsi itu diketahui jika di bagian paru-paru terdapat cairan. Tak hanya di paru-paru di bagian jantung juga ditemukan adanya cairan," jelas Lilik.

Hasil otopsi tersebut, dikatakan dia, selanjutnya akan dibawa ke laboratorium Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

"Rencananya besok, saya akan menemui dekan Fakultas Kedokteran Hewan untuk menyampaikan hasil otopsi tersebut. Selain itu, dari hasil otopsi ini juga sudah dilaporkan ke BKSDA," tutur Lilik.

Seperti diketahui, selama satu tahun terakhir, TSTJ kehilangan sejumlah satwa koneksinya. Di antaranya, 1 ekor unta, 2 ekor orangutan, serta 1 ekor singa. (Ans)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya