AirAsia: Kami Shock yang Pertama Ditemukan Adalah Jasad

CEO AirAsia Indonesia Sunu Widyatmoko mengaku tak menyangka yang ditemukan adalah tubuh yang mengapung di lautan.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 31 Des 2014, 21:55 WIB
Diterbitkan 31 Des 2014, 21:55 WIB
Ilustrasi Pesawat AirAsia
Ilustrasi Pesawat AirAsia

Liputan6.com, Sidoarjo - Sebanyak 7 jasad korban kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501 telah dievakuasi. Saat ini sudah 2 jenazah yang dibawa ke RS Bhayangkara, Surabaya, Jawa Timur untuk identifikasi asam deoksiribonukleat (DNA). Sementara 5 lainnya masih dalam perjalanan.

CEO AirAsia Indonesia Sunu Widyatmoko mengaku saat pertama kali mendengar telah ada temuan terkait pesawat tersebut, pihaknya terkejut dan shock. Sebab tak menyangka yang ditemukan adalah tubuh yang mengapung di lautan.

"Kami shock. Kami tidak pernah berpikir yang pertama kali ditemukan adalah jasad. Kami justru memprediksi akan ada yang selamat," kata Sunu di Posko Crisis Center, Terminal II Bandara Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (31/12/2014).

Sementara mengenai salah satu jasad yang ditemukan memakai jaket pelampung, Sunu menolak berkomentar tentang beberapa kemungkinan terjadi saat kecelakaan pada Minggu pagi 28 Desember 2004. Adanya jaket pelampung yang sempat dikenakan penumpang bisa saja menimbulkan kesan bahwa masih ada waktu saat pesawat jatuh.

"Tidak etis jika kami membicarakan apa yang kemungkinan terjadi saat kecelakaan. Itu akan diselidiki secara independen," kata Sunu.

Sementara, CEO AirAsia Tony Fernandes juga membantah bahwa telah ada gambaran letak serpihan dan badan pesawat melalui Sound Navigation and Ranging (sonar) atau sistem deteksi melalui suara dan gelombang dalam air. Yakni 3,5 kilometer dari serpihan awal ditemukan.

"Saya baru kembali dari Pangkalan Bun (Kalimantan Selatan). Tapi belum ada kepastian. Apa yang kalian dengar hanyalah spekulasi. Saya pikir tim pencari dan penyelamat sudah melakukan yang terbaik. Mereka segera mengetahui di mana letak tubuh pesawat. Tetapi tentang gambaran Sonar, tak ada. Identifikasi visual ada, tapi sonar tidak bisa dipastikan," jelas Tony.

Pesawat AirAsia type Airbus A320-200 yang berangkat dari Bandara Internasional Juanda pukul 05.20 WIB itu seharusnya tiba di Bandara Internasional Changi, Singapura pukul 08.30 WIB, namun hilang kontak pada pukul 06.17 WIB.

Jumlah penumpang terdiri dari 155 orang. Selain itu, ada 2 pilot, 4 pramugari, dan 1 teknisi pesawat. Dengan demikan, ada 162 orang yang berada di pesawat jenis Airbus A320-200 tersebut. Dari total penumpang, pilot dan kru pesawat tersebut, ada sebanyak 156 WNI di dalamnya. Selain itu, ada 3 warga Korea Selatan, 1 Malaysia, 1 Singapura, dan 1 Prancis.

Pesawat AirAsia QZ8501 tersebut dipiloti Kapten Iriyanto dan Remi Emmanuel Plesel, serta 4 awak kabin, yakni Wanti Setiawati, Khairunisa Haidar Fauzi, Oscar Desano, Wismoyo Ari Prambudi, dan 1 teknisi bernama Saiful Rakhmad. (Ans)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya