Kondisi Jasad Korban AirAsia Saat Dibawa Hercules Menuju Surabaya

Beberapa tali dikaitkan ke kabin pesawat dengan kuat hingga peti jenazah korban AirAsia tidak goyang saat dibawa terbang.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 03 Jan 2015, 18:11 WIB
Diterbitkan 03 Jan 2015, 18:11 WIB
Jenazah AirAsia
Suasana dalam Hercules saat membawa jenazah AirAsia menuju Surabaya. (Liputan6.com/Ahmad Romadoni)

Liputan6.com, Pangkalan Bun - Suara sirene perlahan mulai terdengar mendekati Lanud Iskandar Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Benar saja, 13 ambulans berjajar datang dan langsung memenuhi area rumput hijau yang mulai rusak karena terus terlindas oleh roda ambulans.

Satu per satu ambulans diparkir berjajar mendekati pesawat Hercules milik TNI AU. Begitu ambulans tiba, seketika puluhan petugas gabungan dari TNI, Polri, Basarnas, dan PMI mendekati pintu belakang ambulans. Mereka mengangkat peti mati warna putih dengan karangan bunga di atasnya yang berisi jasad korban AirAsia QZ8501 ke 19 sampai 30.

Tak lama, peti jenazah itu sudah berada di pundak para petugas. Mereka lalu membuat dua baris sesuai dengan nomor menuju kabin pesawat. Pasukan lainnya sudah berbaris menyambut dengan penghormatan terakhir bagi para korban.

Di dalam kabin pesawat sudah digelar terpal berukuran 10x5 meter sebagai alas untuk meletakkan peti jenazah. Satu per satu peti jenazah dibawa masuk. Peti itu diletakkan dengan satu baris. Suara jepretan kamera dari para pewarta mengiringi saat peti jenazah mulai diletakkan.

Setelah 12 peti jenazah tersusun rapi, kru pesawat dibantu 15 petugas PMI menutup peti jenazah dengan terpal putih itu. Beberapa tali dikaitkan ke kabin pesawat dengan kuat hingga tidak goyang saat dibawa terbang.



Tak lama setelah jenazah masuk, mesin pesawat mulai dinyalakan. Kru memeriksa keadaan pesawat sebelum tinggal landas. Tak lupa, kru memeriksa kembali tali pengikat jenazah.

Tepat pukul 12.50 WIB pesawat tinggal landas. Selama 1 jam berada di pesawat, petugas PMI dan kru hampir tak melepaskan pandangan kepada barisan peti jenazah. Bahkan, beberapa petugas rela duduk di lantai pesawat agar dapat memperhatikan peti dengan baik.

Peti itu sama sekali tidak bergerak karena ikatan begitu kencang. Tak sedikit pun bau tak sedap tercium dalam pesawat. Walau, jenazah yang ditemukan sudah 6 hari terombang ambing di laut mulai membusuk.

Tepat pukul 14.00 WIB, pesawat berhasil mendarat dengan mulus di landasan Bandara Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur. Meski terjadi goncangan saat mendarat, peti tak sedikit pun  rusak karena goncangan itu.

Begitu pintu kabin pesawat dibuka, petugas PMI dibantu kru pesawat langsung sibuk melepaskan ikatan yang sedari tadi melilit peti jenazah. Puluhan petugas gabungan sudah siap di belakang pesawat untuk mengangkat peti jenazah ke ambulans.

Tepat di tepi landasan, puluhan petugas lainnya berbaris rapi membentuk pagar betis sebagai jalan untuk para jenazah menuju ambulans. Satu per satu jenazah diangkat dan masuk ke ambulans dari berbagai unsur.

Puluhan mobil polisi lalu lintas dari Polda Jawa Timur juga sudah siap mengawal jenazah sampai ke RS Bhayangkara untuk dilakukan identifikasi. Suara sirene mobil lalu lintas mengiringi 12 peti jenazah meninggalkan Bandara Juanda. (Ali/Sss)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya