Kepala KNKT Kesal Indonesia Diragukan dalam Investigasi AirAsia

Kepala KNKT Tatang Kurniadi kesal dengan keraguan terhadap kemampuan Indonesia menyelidiki penyebab kecelakaan.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 29 Jan 2015, 23:55 WIB
Diterbitkan 29 Jan 2015, 23:55 WIB
KNKT
Ketua KNKT Tatang Kurniadi.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia menjadi sorotan dunia setelah terjadinya kecelakaan AirAsia QZ8501. Kemampuan tim SAR Indonesia dalam menemukan jenazah korban dan badan pesawat akhirnya diakui dunia.

Hanya saja, Kepala Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Tatang Kurniadi kesal dengan keraguan terhadap kemampuan Indonesia menyelidiki penyebab kecelakaan. Padahal, bukan pertama kali Indonesia melakukan investigasi semacam ini.

"Kejadian AirAsia membuat saya terhenyak. Banyak wartawan luar negeri bertanya, mampu nggak Indonesia. Sampai laboratorium kita yang sederhana mereka pantau," ujar Tatang di Kantor KNKT, Jakarta, Kamis (29/1/2015).

Tatang menjelaskan, Indonesia sudah memiliki kemampuan untuk mengungkap black box dan melakukan investigasi. Bahkan, Indonesia termasuk dalam 29 negara di dunia yang memiliki laboratorium black box lengkap.

"Kita merupakan 1 dari 29 negara di dunia yang memiliki laboratorium untuk membaca black box. Kasus AirAsia, black box kita buka dalam waktu 1x24 jam, dua-duanya bagus," tegas Tatang.

Tatang mengungkapkan, peralatan lengkap itu sudah dimiliki Indonesia sehak 2009. Sejak itu pula kecelakaan pesawat yang terjadi di Indonesia, investigasi selalu dilakukan sendiri oleh Indonesia. Bahkan, Indonesia menjadi rujukan bagi negara lain dalam melakukan investigasi.

"Terhitung sejak Agustus 2009 sampai hari ini, Indonesia dalam hal ini KNKT telah berhasil membaca ratusan black box dari berbagai jenis pesawat, dengan total jumlah 157, terdiri dari 84 CVR dan 73 FDR," tandas dia. (Ado)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya