Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mendapat kritikan karena dinilai tak kunjung bisa mengatasi banjir Jakarta. Apalagi kantor Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta, juga sempat tergenang.
Lalu apa kata Ahok?
"Pak Presiden mah kerendem juga nggak apa-apa. Makanya kalau kepepet kerendem tinggi kita akan buka kantong Istiqlal, tapi nggak ada masalah," kata Ahok di Balaikota, Jakarta, Kamis (12/2/2015).
"Presiden sudah biasa hadepin banjir, itu mah orang fitnah nggak demen gue aja," imbuh dia.
Ahok mengatakan, banjir di Jakarta dikarenakan Waduk Pluit di Jakarta Utara meluap. Waduk itu, kata dia, memang memiliki peran sentral dalam mengendalikan banjir di Jakarta.
Air dari Waduk Pluit yang meluap itu bisa berdampak ke bagian barat dan timur Jakarta. Tak terkecuali Istana Negara. Karena itu, kata dia, Jakarta harus memiliki banyak waduk guna mengendalikan air.
Mantan Bupati Belitong Timur tersebut mengatakan, saat ini Jakarta memang belum siap menghadapi banjir karena masih banyak kali yang sedang dalam masa normalisasi. Sehingga mau tidak mau, daerah lain masih terendam banjir.
"Kalau daerah lain nggak mau banjir mesti normalisasi, buang rumah-rumah yang di pinggirannya. Mesti disiapin rusun, rusunnya belum jadi. Sekarang gimana? Ya nggak apa-apa biar dia meluap di atas tapi bawahnya lancar," tutur Ahok.
Suami Veronica Tan itu menjamin, jika semua sudah siap, Jakarta tidak akan terendam. Sebab, kondisi drainase dan waduk sudah baik. Banjir Jakarta, sambung dia, tidak akan lebih dari sehari.
"Makanya saya bilang orang Jakarta kalau banjir di atas dan meluap kalau bawahnya waduknya semua beres, ya nggak lebih sehari kering. Itu yang saya jamin. Kan kalian sudah pernah rasakan yang waktu hujan begitu lebat Sabtu-Minggu," papar dia. "Orang begitu lihat kok nggak ada genangan. Karena semua saluran semua drainase kita sudah kita perbaiki dengan baik," tandas Ahok. (Ndy)
Energi & Tambang