Liputan6.com, Jakarta - Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) mengkritisi pengadaan dana Rumah Aspirasi. Menurut salah satu Peneliti Formappi Djadiono, dana Rp 1,635 triliun sangat fantastis dan hanya akan menimbulkan pemborosan uang negara.
"Formappi berpandangan bahwa anggaran ini perlu dikritisi karena selain menggunakan uang rakyat dalam jumlah fantastis, kritik perlu disampaikan untuk memastikan anggaran ini bermanfaat bagi kepentingan rakyat, tidak terjadi pemborosan dan penyalahgunaan anggaran negara," ujar Djadiono di kantor Formappi Jakarta, Kamis (26/2/2015).
Selain itu, landasan hukum pengadaan Rumah Aspirasi tak tercantum dalan UU MD3 Tahun 2014. Dalam tafsirannya, Pasal 68 ayat 2 UU MD3 Tahun 2014 menjelaskan fungsi DPR terhadap kerangka representasi rakyat dilakukan antara lain, melalui pembukaan ruang partisipasi publik, transparasi pelaksanaan fungsi, dan pertanggungjawaban kerja DPR kepada rakyat.
"Rumah Aspirasi tak harus berbentuk bangunan, tapi bisa ditafsirkan anggota DPR itu membuka forum di ruang publik, mengundang masyarakat dari Dapilnya," kata Djadiono.
Menurut Djadiono, inisiatif Rumah Aspirasi harus datang dari kesadaran masing-masing anggota DPR tanpa harus menggunakan uang rakyat. Dan di DPR periode 2009-2014 lalu, Djadiono menyebutkan sudah ada 28 anggota DPR yang membuat Rumah Aspirasi secara mandiri.
"Selama ini sudah ada 28 anggota DPR yang membangun Rumah Aspirasi menggunakan dana mereka sendiri. Seperti Pak Ramadhan Pohan, dia membangun Rumah Aspirasi dengan uang pribadi. Ia juga mencatat kegiatannya setiap hari pada saat di Gedung DPR maupun kegiatan di luar gedung ke dalam buletin yang dibagi kan satu bulan sekali untuk warga dapilnya," papar dia.
Sebelumnya, Badan Anggaran DPR RI menambah anggaran untuk kinerja DPR sebesar Rp 1,6 triliun melalui APBNP 2015. Penambahan anggaran ini diperuntukkan guna peningkatan kerja dan penyerapan aspirasi dari masyarakat.
Hal ini berkenaan dengan kewajiban dan fungsi representatif dari anggota DPR untuk memerjuangkan aspirasi masyarakat sebagaimana diatur dalam Undang-Undang MPR, DPR, DPD dan DPRD (UU MD3). Untuk itu, setiap anggota Dewan mendapat fasilitas untuk memiliki rumah aspirasi yang manajerial teknisnya dilakukan oleh dua tenaga ahli dan satu staf administrasi.
Selain itu, setiap anggota Dewan juga dilengkapi dengan tenaga ahli dan staf administrasi saat bekerja di Senayan. Dengan jumlah tenaga ahli yang ada untuk setiap anggota Dewan saat ini dinilai belum mencukupi untuk menunjang kinerja anggota Dewan. (Han/Mut)
Formappi: Anggaran Rumah Aspirasi Perlu Dikritisi
Selain itu, landasan hukum pengadaan Rumah Aspirasi tak tercantum dalan UU MD3 Tahun 2014.
Diperbarui 26 Feb 2015, 16:05 WIBDiterbitkan 26 Feb 2015, 16:05 WIB
Petugas membersihkan kolam yang ada di halaman Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (10/12/2014). (Liputan6.com/Andrian M Tunay)... Selengkapnya
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Live dan Produksi VOD
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Bantu Kebersihan Saat Pelantikan Kepala Daerah Terpilih Serentak, DLH Jakarta Terjunkan Ratusan Personel
3 Resep Fuyunghai Ayam yang Bisa Jadi Lauk Makan Sekaligus Camilan
Tujuan Pendidikan Indonesia: Membentuk Generasi Unggul dan Berakhlak Mulia
Karier Joao Felix di Persimpangan Jalan, Kembali ke Chelsea atau Permanen Jadi Milik AC Milan?
Deretan Gedung Tertinggi di Jakarta, Ada yang Punya 75 Lantai
Bebas Eceng Gondok, Wisata Air di Kawasan Wisata Situ Bagendit Garut Kembali Bisa Dinikmati
Warren Buffett Kejutkan Pasar, Investasi Baru di Saham Minuman
Perusahaan Listrik Rusia Rugi Rp 228 Miliar Akibat Tambang Kripto Ilegal
Daftar Promo Merdeka 2025: Manfaatkan Penawaran Spesial di Bulan Kemerdekaan!
20 Februari 1989: Serangan Bom Kelompok IRA di Barak Militer Tern Hill Inggris
Hasil Liga Champions: Hattrick Mbappe Bawa Real Madrid ke 16 Besar, PSV Eindhoven Singkirkan Juventus
Resep Kulit Ayam Crispy yang Renyah dan Lezat