Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Tedjo Edhy Purdjiatno dikabarkan melontarkan pernyataan bernada mengancam terhadap Pemerintah Australia. Dia mengatakan akan mengirim 'tsunami manusia' ke Australia jika Pemerintah Negeri Kanguru itu masih terus menekan Indonesia terkait rencana eksekusi mati.
Menanggapi hal itu, pihak Istana menegaskan bahwa apa yang dilontarkan Tedjo itu bukanlah opsi pemerintah Indonesia. Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto mengatakan, Indonesia akan tetap menjalin hubungan baik dengan Australia.
"Komitmen pemerintah tetap jalin hubungan diplomasi yang baik untuk urusan trans-nasional, illegal imigrant dan narkoba. Kerja sama antarnegara mutlak dilakukan," ujar Andi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (12/3/2015).
Dia juga menyadari ucapan yang keluar dari mulut Tedjo lantaran hubungan kedua negara yang masih tegang hingga saat ini. Dia pun berharap, dalam posisi seperti ini, pihak Australia dan Indonesia tidak terus menerus saling melontarkan pernyataan kontroversial yang semakin membuat tegang hubungan antara 2 negara bertetangga.
"Yang namanya diplomasi Megaphone sebaiknya dikurangi terutama saat ada ketegangan tertentu, Kedua belah pihak harusnya menggunakan diplomasi untuk perbaiki potensi yang terjadi saat ini," ujar Andi.
Diplomasi Megaphone merupakan istilah dalam dunia internasional yang berarti saling mengeluarkan pernyataan di media massa ataupun di hadapan publik yang berpotensi menaikkan eskalasi ketegangan diplomatik dan semakin membuat hubungan antarnegara semakin panas.
Disorot Dunia
Sebelumnya pernyataan Menteri Tedjo sorot mendapat perhatian dunia. Dalam laporan bertajuk 'Indonesian Minister Tedjo Edhy Purdijatno says a ‘human tsunami’ could be unleashed on Australia', media Australia News.com.au menuliskan bahwa seorang menteri senior Indonesia akan mengirim 10 ribu pencari suaka ke Negeri Kanguru.
"Ada lebih dari 10 ribu pencari suaka di Indonesia. Jika mereka kami biarkan menuju Australia, ini bakal seperti tsunami manusia," ujar Tedjo dalam laporan News Corp Australia tersebut.
Surat kabar online Inggris Daily Mail juga mengabarkan pernyataan Menteri Tedjo dalam artikel berjudul 'Indonesian minister's extraordinary threat to 'release a human tsunami of asylum seekers' towards Australia if we 'displease' the country with efforts to save the Bali Nine ringleaders.'
Dituliskan bahwa Tedjo yang merupakan mantan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) itu mengatakan Pemerintah Indonesia telah memberikan peranan yang sangat besar dalam menghentikan pencari suaka yang hendak menuju Australia.
"Jika Canberra terus melakukan hal tidak menyenangkan ke Indonesia, Jakarta pasti akan membiarkan imigran ilegal pergi ke Australia," kata Tedjo, yang dimuat Daily Mail.
Russian Today mewartakan pernyataan Tedjo ini dilontarkan sebagai balasan atas perkataan Perdana Menteri Australia Tony Abbott terkait bantuan dana kemanusiaan saat tsunami Aceh 2004 silam.
Menanggapi pernyataan Tedjo, Perdana Menteri Australia itu mengatakan pihaknya tidak ingin berseteru dengan Indonesia terkait pelaksanaan ekseksi hukuman mati terhadap terpidana dari kelompok 'Bali Nine'. "Saya tidak ingin sampai berseteru, dengan siapa pun," ujar Abbott. (Riz/Ado)
Klarifikasi Istana Soal Pernyataan 'Tsunami Manusia' ke Australia
Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto mengatakan, Indonesia akan tetap menjalin hubungan baik dengan Australia.
Diperbarui 12 Mar 2015, 19:04 WIBDiterbitkan 12 Mar 2015, 19:04 WIB
Advertisement
Live Streaming
Powered by
Video Pilihan Hari Ini
Produksi Liputan6.com
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Jadwal Lengkap MPL ID S15 Week 5: Big Match Evos vs Onic Siap Guncang Arena!
Kuncinya Bukan Uang, Buya Yahya Bagikan Cara agar Dimudahkan Naik Haji dan Umrah
Menko Airlangga Bertemu Bos US-ABC, Cari Masukan Buat Negosiasi Tarif Dagang AS
IHSG Hari Ini 25 April 2025 Dibuka Perkasa, Analis Prediksi Penguatan Rentan
Polisi Hentikan Penyelidikan Kasus Kematian Mahasiswa UKI, Ini Alasannya
25 April 2025: Hari Malaria Sedunia, Berikut Cara Pencegahan dan Pengendaliannya
Aktivitas Vulkanik Berkurang, Jalur Pendakian Gunung Gede Pangrango Kembali Dibuka
Saweetie Zodiac Sign: Everything You Need to Know About the Rapper's Astrological Profile
Infografis 157 WNI Terancam Eksekusi Mati di Luar Negeri dan Upaya Pencegahan Kembali Berulang
Manchester United Prioritaskan Bomber Belum Teruji Ketimbang Victor Osimhen, Kasus Rasmus Hojlund Terulang?
Harga Emas Antam Hari Ini Akhirnya Naik Lagi, Simak Rincian di 25 April 2025
Dapatkan Dana dari UEA dan Clean Rivers, Banyuwangi Bangun Dua SPA Terminal Sampah Berkapasitas 50 Ton