Pasca-Digerebek, Pabrik Nata De Coco di Sleman Sepi

Para warga sekitar pabrik senang pabrik itu tutup karena selama ini limbahnya dibuang sembarangan dan mereka terganggu dengan bau busuknya.

oleh Liputan6 diperbarui 02 Apr 2015, 18:45 WIB
Diterbitkan 02 Apr 2015, 18:45 WIB
(Lip6 Petang) Pabrik-Nata
(Liputan 6 TV)

Liputan6.com, Sleman - 3 hari pasca-penghentian beroperasi oleh Polres Sleman, aktivitas pabrik pengolahan nata de coco atau krim kelapa berbahan pupuk ZA atau amonium sulfat di Godean, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, tampak sepi.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Kamis (2/4/2015), tidak ada kegiatan sama sekali. Garis polisi masih terpasang sementara pintu masuk masih dikunci menggunakan rantai. Peralatan dan bahan bahan yang sudah siap jual juga terbengkalai.

Para warga sekitar pabrik senang pabrik itu tutup karena selama ini limbahnya dibuang sembarangan dan mereka terganggu dengan bau busuknya.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) berjanji akan lebih ketat mengawasi pabrik nata de coco seperti kejadian di Sleman itu karena pupuk ZA yang dikonsumsi berbahaya bagi kesehatan. Yang paling ringan, konsumsi pupuk ZA bisa menyebabkan iritasi pada mata secara gizi juga tak ada manfaatnya.

Selasa lalu (31/3/2015), Polres Sleman menutup kegiatan pabrik pengolahan nata de coco yang kedapatan menggunakan pupuk ZA untuk pertanian. Pupuk ZA itu dibeli di Koperasi Unit Desa (KUD) sekitar Godean, Sleman. Meski pabrik ditutup, hingga kini belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka. (Vra/Yus)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya