Masjid di Malang Ini 'Terjual' Rp 1 Juta per Meter

"Kebanyakan orang kan lebih suka membeli daripada menyumbang. Kalau membeli kan untuk dia sendiri, kalau menyumbang kan untuk orang lain,"

oleh Sugeng Triono diperbarui 04 Apr 2015, 19:12 WIB
Diterbitkan 04 Apr 2015, 19:12 WIB
Jual Beli Masjid di Jawa Timur
Citizen6, Jawa Timur: Ternyata tidak hanya property real estate,pertokoan yang dijual tapi property masjid juga turut ikut serta. (Pengirim: Abdul Haris Nizomi)

Liputan6.com, Malang - Sebuah Masjid mewah yang terletak di kawasan Batu, Malang, Jawa Timur berhasil dijual oleh pengurusnya sebesar Rp 1 juta per meter. Bangunan dengan luas 2.000 meter persegi yang berdiri tepat di Jalan Pattimura, Kelurahan Temas ini sudah dipasarkan sejak 2012 lalu.

Melalui sebuah reklame raksasa bertuliskan 'Dijual Masjid 1 Juta per Meter Persegi', pengurus Masjid Darus Sholihin yang diketuai Hasan Djumain ini menyatakan pihaknya sengaja melakukan hal itu untuk menarik simpati donatur lantaran sejak 2010 tak kunjung berhasil mengumpulkan dana untuk pembangunan.

"Sejak 5 tahun lalu, ada rencana untuk membangun masjid ini. Awalnya luas masjid ini hanya 800 meter dan ada tanah 2.200 meter milik orang lain keturunan Tionghoa. Mereka mau jual tanahnya. Dan kita pun berencana membeli. Dan kita bangun semua untuk areal masjid," ujar Bendahara Pembangunan Masjid, Muhammad Fanani kepada Liputan6.com, Malang, Jawa Timur beberapa waktu lalu.

Jual beli yang tertera di sini, terang Fanani, bukan layaknya transaksi biasa. Ini merupakan strategi pengurus sebagai daya tarik kepada donatur yang ingin mendermakan hartanya. "Awal ditunjuk sebagai bendahara saya sudah bilang 'Jangan sampai membangun masjid dengan cara minta-minta di jalanan'. Nah, ini strategi yang kita gunakan," tutur Fanani

"Kebanyakan orang kan lebih suka membeli daripada menyumbang. Kalau membeli kan untuk dia sendiri, kalau menyumbang kan untuk orang lain. Jadi mereka merasa memiliki masjid ini," lanjut dia.

Cara menyumbang yang diperkenalkan panitia ini cukup unik. Mereka menyediakan voucher senilai Rp 50.000 untuk sumbangan terendah. Sedangkan bagi penyumbang di atas Rp 1 juta, mereka memberikan sertifikat wakaf kepada donatur.

"Jadi kita sediakan sertifikat wakaf. Mereka merasa bangga memiliki masjid. Apalagi ini di tempat wisata. Kalau mereka pas ke Batu ya silakan mampir ke masjid ini," kata Fanani.

Pria yang sehari-hari bekerja sebagai tukang sate ini menceritakan, sejak awal pemasangan reklame tepat di depan halaman masjid ini, pihaknya kerap mendapat kritik dari warga. Bahkan, tidak sedikit yang melaporkannya ke pihak yang berwajib. Namun setelah mengetahui maksud dari 'jualan' ini, mereka malah ikut membantu mengumpulkan dana pembangunan yang mencapai Rp 3 miliar.

"Kita sempat diperiksa polisi, tapi setelah dijelaskan banyak juga polisi yang ikut nyumbang. Ini kan jalur wisata Kota Batu, banyak pula wisatawan yang mampir" kenang Fanani sambil tersenyum.

Saat ini, pembangunan masjid 2 lantai yang didominasi cat warna putih tersebut hampir rampung. Dan dalam waktu dekat atau pada April 2015, pihaknya akan memasang reklame pengganti. "Kita akan turunkan reklame itu, kita ganti yang baru tulisannya 'Masjid ini sudah terjual'." pungkas M Fanani. (Gen/Ali)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya