Video Pengolahan Plastik Jadi Beras Palsu Beredar

Plastik-plastik yang biasanya dipakai untuk membuat perkakas kebutuhan manusia itu kini didaur ulang menjadi beras.

oleh Nadya Isnaeni diperbarui 19 Mei 2015, 12:13 WIB
Diterbitkan 19 Mei 2015, 12:13 WIB
beras

Liputan6.com, Jakarta - Siapa sangka di antara butiran nasi yang biasa dikonsumsi masyarakat Indonesia kemungkinan terselip limbah plastik. Plastik-plastik yang biasanya dipakai untuk membuat perkakas kebutuhan manusia itu kini didaur ulang menjadi beras, makanan pokok sebagian besar masyarakat Indonesia.

Kemunculan beras plastik di Bekasi, Jawa Barat, pun membuat geger. Kabar miris ini bukan cuma isapan jempol. Sebuah video yang diunggah ke situs YouTube memperlihatkan bagaimana limbah plastik itu disulap menjadi beras palsu.

Dalam video berjudul 'AWAS!!!! Beras Palsu buatan Negara China!!!', terlihat seorang pekerja yang tengah mengolah produk berbahaya tersebut dalam durasi 2.29 menit.

Pantauan Liputan6.com, Selasa (19/5/2015), pada awalnya, bahan seperti plastik berwarna putih dihancurkan dalam sebuah mesin. Begitu keluar dari mesin bahan yang tadinya kering tersebut berubah warna menjadi hijau kecokelatan dan mengental seperti krim.

Bahan tersebut lalu dilewatkan dalam alat seperti saringan air sehingga terbentuk helaian-helaian panjang. Di bawahnya tempat bahan tersebut mengalir terdapat bak penampungan berisi air dingin.

Begitu melewati air, bahan tersebut memadat. Bahan yang sudah menyerupaian helaian benang tebal itu lalu dikeringkan. Untuk kemudian melewati mesin pemotong yang bakal mengubah bentuk bahan tersebut menjadi lebih kecil seperti bulir-bulir beras.

Sebelumnya, pedagang makanan di Bekasi, Jawa Barat, mengaku mendapatkan beras palsu dari bahan sintetis itu. Semua bermula kala dia menemukan keganjilan dengan beras yang dimasaknya. Sebagian beras tidak bisa bercampur dengan air.

"Airnya itu, posisinya ada di atas nggak campur sama nasi. Pada saat masak bubur, nasinya malah ngendap ke bawah, airnya ke atas. Jadi nggak menyatu. Malahan kita masak lagi, proses banyak air, berasnya malah pecah, nggak hancur seperti masak bubur seperti biasanya," ucap Dewi.

Beras yang ia beli pada pedagang beras langganannya itu memang tak semuanya adalah beras palsu, namun dicampur dengan beras lokal biasa seperti Setra Ramos Karawang hingga sekilas sulit dibedakan.

Geger soal beras palsu berbahan campuran limbah plastik, ubi, dan kentang impor dari Tiongkok ini sebelumnya terjadi di Kerala, India. (Ndy/Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya