Orangtua Angkat Angeline Tercatat sebagai Warga Bekasi

Namun rumah di Bekasi tampak tertutup rapat dan tak terawat. Beberapa kerabat yang tinggal di lokasi itu pun bungkam.

oleh Thariq Gibran diperbarui 12 Jun 2015, 23:59 WIB
Diterbitkan 12 Jun 2015, 23:59 WIB
Lukiasan Angeline
(Foto:Rahmat Hidayat)

Liputan6.com, Bekasi - Kematian bocah Angelina hingga kini masih menyisakan teka-teki. Bocah 8 tahun itu ditemukan terkubur di halaman belakang rumah orangtua angkatnya Margriet Megawe di Sanur, Bali pada 10 Juni lalu. Semula bocah mungil itu dinyatakan hilang pada 16 Mei.

Dari penelusuran Liputan6.com, ternyata Margriet tercatat sebagai warga Bekasi, Jawa Barat. Perempuan berumur 60 tahun itu, tercatat tinggal di Kampung Sawah, Jalan Tambakan, RT 8 RW 4, Kelurahan Jatimelati, Kecamatan Pondokmelati, Kota Bekasi, Jawa Barat.

Namun rumah tersebut tampak tertutup rapat dan tak terawat. Beberapa kerabat yang tinggal di lokasi itu pun bungkam, saat ditanyakan tentang kehidupan Margriet maupun Angeline yang sering singgah ke lokasi ini, bila berlibur dari Bali.

"Kita masih menunggu penyelidikan dari kepolisian. Saat ini belum bisa komentar dulu," ujar Michael, salah satu kerabat Margriet di Bekasi, Jawa Barat, Jumat (12/6/2015).

Michael mengatakan, sebelum suami Margriet yang kedua meninggal sekitar 5 tahun lalu, Angeline sangat disayang keluarga. "Saya juga sangat sayang sama Angeline," ungkap dia.

Di kamar Michael ini, tampak lukisan sketsa Angeline yang baru saja diselesaikan. Tampak jelas goresan pensil, yang menggambar wajah bocah lucu itu di atas sehelai kertas.

Tidak jauh dari lokasi, terdapat Klinik Bidan Anna, tempat Angeline diimunisasi saat umur 5 dan 9 bulan. Namun, bidan Anna tidak mau berkomentar lebih lanjut.

Berdasarkan informasi warga sekitar, kehidupan kelurga Margriet tertutup dengan warga sekitar. Warga jarang bertemu dengan anggota keluarga Margriet.

"Terakhir, ketemu dengan Angeline sekitar 3 tahun lalu, masih kecil. Jajan ke warung saya, beli camilan," ujar Ida, seorang warga setempat.

Menurut Ida, warga sekitar pernah berkunjung ke dalam rumahnya, sekitar 2 tahun lalu. "Waktu itu, saya melayat ada keluarga Angeline yang meninggal. Saya tahu, opahnya yang meninggal waktu itu," sambung Ida.

Tidak banyak warga yang tahu tentang kehidupan Angeline maupun keluarga Margriet di Kampung Sawah ini.

Warga Lama

Sementara saat dikonfirmasi kepada Ketua RT 8, Rustini menyebutkan, Margriet tercatat sebagai warga di wilayahnya.

"Ibu Margriet memang warga saya dan memiliki KTP di sini (Kampung Sawah)," ujar Rustini.

Rustini mengatakan, Margriet terdaftar di wilayahnya sudah sejak lama. Kadang berlibur sepekan di Kampung Sawah.

"KTP elektrik baru jadi dan dibuat di sini. Dia buat KTP seumur hidup," ungkap dia.

Menurut Rustini, keberadaan dan kehidupan Angeline tidak banyak yang diketahui warga. "Saya kurang begitu paham dan Angeline tercatat ke dalam KK (Kartu Keluarga) Ibu Margriet," ujar dia.

Berdasarkan KK, perempuan berumur 60 tahun itu bernama lengkap Margriet CH Megawe, kelahiran 1955 merupakan anak dari YP Megawe dan E Sumilat.

Sedangkan nama Christina Telly, kelahiran 1987, anak kandung dari D Scardorough dan Margriet CH Megawe. Sementara nama Angeline, tercantum di KK bertuliskan Engeline kelahiran 2007 merupakan anak kandung dari suami-istri, Rosidi dan Hamidah.

Angeline dinyatakan hilang sejak 16 Mei 2015 dan ditemukan terkubur pada 10 Juni 2015 lalu di halaman belakang rumahnya, Jalan Sedap Malam Nomor 26, Sanur, Bali. Hasil autopsi ditemukan, jenazah bocah berumur 8 tahun itu dipenuhi luka lebam, sundutan rokok, hingga jeratan di leher.

Agus, mantan pekerja rumah tangga di rumah orangtua angkat Angeline telah ditetapkan sebagai tersangka kasus ini. Namun hingga kini polisi terus mengusut kasus ini, sebab diduga masih ada pelaku lain di balik kasus pembunuhan Angeline. (Rmn/Ado)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya