Harga Sawit Anjlok, Petani Jambi Alih Profesi Jadi Tukang Ojek

Para petani enggan memanen hasil kebunnya lantaran harga sawit dan karet yang terus anjlok sejak awal tahun ini.

oleh Bangun Santoso diperbarui 14 Agu 2015, 15:31 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2015, 15:31 WIB
Kelapa sawit
(Foto: Reuters)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah petani sawit dan karet di Jambi memilih untuk beralih profesi menjadi tukang ojek. Mereka enggan memanen hasil kebunnya lantaran harga sawit dan karet yang terus anjlok sejak awal tahun ini.

"Banyak kebun sawit dan karet sejak 2 bulan terakhir terbengkalai karena ditinggal pemiliknya. Para petani memilih pekerjaan lain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari," ujar warga Desa Sungai Uleh, Kecamatan Lembah Masurai, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi bernama Akhmad (45) di Jambi, Jumat (14/8/2015).

"Harga karet sekarang hanya Rp 4.500 per kilogram. Ini tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga kami sehari-hari," imbuh dia.

Dia mengatakan, sebagian besar warga desanya adalah petani sawit dan karet. Selain tukang ojek, banyak petani yang kini memilih banting setir sebagai buruh pemetik kopi.

Sementara itu, seorang petani sawit di Desa Tanjung Benuang, Kecamatan Tabir Selatan, Kabupaten Merangin, Afrizal mengatakan, harga sawit di tingkat petani daerahnya hanya Rp 820-850 perkilogram.

"Akibat harga sawit yang anjlok, banyak petani terpaksa menunggak pembayaran kredit mobil. Sebagian bahkan sudah ada yang ditarik leasing," pungkas Afrizal. (Ndy/Mut)

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya