Berguru ke Korsel demi Membangun Desa

Di Korsel ada gerakan revolusi mental bangsa melalui pemerintah desanya.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 25 Agu 2015, 18:51 WIB
Diterbitkan 25 Agu 2015, 18:51 WIB
Wujudkan Gerakan Bangun Desa, Indonesia Kunjungi Korsel November
Wujudkan Gerakan Bangun Desa, Indonesia Kunjungi Korsel November (Liputan 6/Andreas Gerry Tuwo)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) ingin mempercepat proses Desa Membangun. Oleh karena itu, penting menjadikan Korea Selatan sebagai mitra untuk transfer ilmu dan teknologi ke desa-desa di Tanah Air.

Kini telah tercapai kesepakatan antara Indonesia dan Korea Selatan dalam memorandum of understanding (MoU) antara Kemendes PDTT dengan Korea melalui Kementerian Administrasi Pemerintahan dan Dalam Negeri Republik Korea.

Acara penandatanganan MoU itu dihadiri oleh Menteri Desa PDTT Marwan Jafar serta Wakil Menteri Administasi Pemerintahan dan Dalam Negeri Republik Korea Chung Chae Gun di Kalibata, Jakarta, Selasa (25/8/2015).

"Kalau di Korea ada yang namanya Saemaul Undong (Gerakan Desa Baru), model gerakannya seperti menggerakkan revolusi mental bangsa melalui pemerintah desanya kemudian pemerintah mendukung dengan APBN-nya," ujar Marwan.

Gerakan pemberdayaan masyarakat desa di Korea Selatan, menurut Marwan, memiliki kesamaan dengan pembangunan desa di Indonesia. Yaitu sama-sama menggunakan prinsip partisipatif.

"Prinsipnya sama, yaitu partisipatif, kalau di Indonesia kita ada dana desa, dana kementerian desa, dan dana ADD untuk membangun desa, sedangkan di Korea Selatan pembangunan desa lebih kepada revolusi mentalnya," kata Marwan.

Untuk mewujudkan kerja sama kedua negara ini, Indonesia akan mengunjungi Korsel pada bulan November.

"Kita lihat November nanti. Mereka mengundang kami ke Korea. Setelah itu, akan ada kerja sama lebih konkret," ucap Menteri Marwan.

Dongkrak Desa

Chung Chae Gun dari Korsel  berharap bisa mendongkrak pembangunan pedesaan dengan melakukan pendampingan di beberapa desa dan bertukar sumber daya manusia.

"Tadi saya sempat berbicara dengan Bapak Marwan Jafar. Beliau memiliki komitmen membangun desa untuk kesejahteraan Indonesia, ini sebenarnya arah yang bagus," ujar Chung.

Gerakan pembangunan desa di Korea terkenal dengan sebutan Saemaul Undong yang sudah dimulai sejak tahun 1970. Menurut Chung, Saemaul Undong adalah gerakan yang hingga kini dipertahankan oleh Rakyat Korsel.

"Gerakan ini sampai sekarang masih ada di dalam hati masyarakat Korea, karena dianggap sebagai kunci keberhasilan pembangunan masyarakat desa," jelas Chung Chae Gun.

Selain dengan Korea Selatan, Kemendes PDTT juga akan menjajaki kerja sama dengan Jepang, Australia, FAO, Amerika Serikat dan beberapa negara yang lainnya. (Rie/Sss)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya