Dalami Kasus Mobil Listrik, Kejagung Datangkan Tim Ahli ITS

Pemeriksaan salah satu mobil ditujukan untuk mengetahui apakah mobil tersebut sesuai dengan spesifikasi yang tertuang di proposal.

oleh Moch Harun Syah diperbarui 02 Sep 2015, 17:30 WIB
Diterbitkan 02 Sep 2015, 17:30 WIB
Kejaksaan Agung Sita Sepuluh Mobil Listrik Terkait Kasus Dahlan Iskan
Petugas memeriksa mobil listrik yang terparkir di Gedung Kejaksaan Agung, Jakarta, Rabu (24/6/2015). Penyidik Kejagung menyita sepuluh mobil listrik hasil pengadaan proyek gagal yang digagas mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan. (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Penyidik Pidana Khusus Kejaksaan Agung terus mendalami kasus dugaan korupsi pengadaan 16 unit mobil listrik di 3 Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Kali ini Kejagung mengundang tim ahli dari Institut Teknologi 10 November Surabaya (ITS) untuk membongkar dan memeriksa mobil jenis van rakitan Dasep Ahmadi selaku Direktur PT Sarimas Ahmadi Pratama.

Pemeriksaan salah satu mobil ditujukan untuk mengetahui apakah mobil tersebut sesuai dengan spesifikasi yang tertuang di proposal yang diajukan Dasep.

"Hari ini kita minta pendapat ahli terkait kondisi mobil yang dikerjakan PT SAP dan tersangka Dasep. Kita mau melihat objektivitas apa mobil ini sudah sesuai dengan spesifikasi yang tertuang dalam kontrak," kata Kasubdit Penyidikan Tindak Pidana Khusus Kejagung Sarjono Turin di Kejagung, Jakarta, Rabu (2/9/2015).

"Apakah karya ini sudah sesuai dan bisa dioperasionalisasikan sesuai peruntukan awalnya. Yaitu untuk mobilisasi kegiatan APEC," ujar Turin seraya melihat tim ahli yang sedang melakukan pembongkaran mobil listrik di belakang area Gedung Bundar Kejagung.

Selain itu, alasan lain pembongkaran dan pemeriksaan ini adalah untuk membantah isu dugaan kriminalisasi yang seolah-olah ditujukan kepada peneliti tersebut.

"Jadi kita tidak mau, sebagaimana isu yang berkembang di luar, kita menyidik dan mengkriminalisasi suatu hal yang sifatnya penelitian. Ini lihat, pekerjaan ini penelitian ataukah kontrak pengadaan," tukas Turin. (Ron/Ans)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya