Siswa SD Membuat Pendeteksi Asap dan Penjebak Tikus Pukau Jokowi

Melihat anak-anak yang berprestasi, Jokowi pun merasa tenang dan yakin masa depan Indonesia akan aman.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 09 Sep 2015, 18:11 WIB
Diterbitkan 09 Sep 2015, 18:11 WIB
Anak
Anak-anak yang berpartisipasi dalam Final Kalbe Scientist Award 2015 diterima Presiden Jokowi. (Liputan6.com/ Silvanus Alvin)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Jokowi menerima belasan anak yang berpartisipasi dalam Final Kalbe Scientist Award 2015. Ia kagum dengan anak-anak sudah mampu menghasilkan ciptaan yang hebat, salah satunya adalah alat pendeteksi asap.

"Kita sebagai bangsa besar harus memprioritaskan pengembangan sumber daya manusia. Kalau dimulai dari anak-anak, Insya Allah, bisa jadi bangsa maju. Ada yang karyanya pendeteksian dini asap," kata Jokowi, di Istana Negara, Jakarta, Rabu (9/9/2015).

Jokowi pun memanggil Savana, murid kelas 6 SD dari Pontianak yang berhasil menciptakan alat tersebut, untuk berdiri di samping dia. ‎Lantas, orang nomor satu di Indonesia itu meminta sang anak menjelaskan cara kerja alatnya.

"Jadi alatnya ditaruh di hutan yang sering terbakar. Bila ada asap atau api, nanti alatnya berbunyi. Alatnya sendiri enggak akan terbakar," jelas Savana.

"Kan di sana hutan banyak, terus orang yang tinggal di rumah-rumah gimana bisa tahunya? Bunyinya keras sekali?" timpal Jokowi.

Savana pun langsung menjawab pertanyaan dari Jokowi itu. Alat pendeteksi asap, lanjut Savana, bisa dipasang di tiang yang cukup tinggi dan dihubungkan dengan sinyal audio. Bunyi dari alat tersebut diperkirakan akan cukup keras ketika ada asap.

Tidak hanya alat pendeteksi asap, Jokowi pun kagum dengan alat penjebak tikus atau hama otoma‎tis. Alat tersebut diciptakan oleh Davina dan Aisyah, siswa dari salah satu sekolah di Jakarta Timur.

Di hadapan Jokowi, kedua anak itu berani menyebut produk penangkap tikus yang dijual saat ini banyak kelemahan. Misalnya saja perangkap tikus. Mekanisme alat itu mengharuskan ‎pengait ditarik oleh tikus ke arah depan, jika tidak maka alat tidak akan menangkap tikus.

Ada pula Alexander, siswa SD Santo Yusuf Bandung. Ia membuat penghitungan sederhana untuk menentukan jalan berlubang dan perlu ditambal.‎ Jokowi pun meminta dijelaskan penghitungan tersebut.

"Waduh, pusing saya dengarnya," sergah Jokowi saat dijelaskan tentang perhitungan tersebut.

‎Melihat anak-anak yang berprestasi, Jokowi pun merasa tenang dan yakin masa depan Indonesia akan aman. Ia juga percaya, teknologi dalam negeri tidak kalah dari asing.

"Memang negara kita butuhkan anak-anak kuasai teknologi dan sains sehingga dalam kompetisi dengan anak-anak negara lain ya tidak kalah. Saya ngomong dengan mereka, saya optimis kita tak kalah dari negara lain," tandas Jokowi. (Mvi/Yus)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya