Kabut Asap, Pedagang Kawasan Wisata Jambi Terancam Gulung Tikar

Kabut asap di Jambi sudah terasa sejak 2 bulan terakhir. Namun paling parah ketika memasuki awal September hingga Oktober 2015 ini.

oleh Bangun Santoso diperbarui 09 Okt 2015, 14:41 WIB
Diterbitkan 09 Okt 2015, 14:41 WIB
20150923-Kabut Asap-Jambi
(Liputan 6 TV)

Liputan6.com, Jambi - Sejumlah pedagang di kawasan wisata di Jambi terancam gulung tikar. Hal itu akibat pekatnya kabut asap di daerah tersebut.

"Sudah sebulan terakhir ini pengunjung sepi. Akibatnya pembeli berkurang, pendapatan praktis ikut turun drastis," ujar Yanto (40), salah seorang pedagang bakso tusuk yang sehari-hari mangkal di kawasan wisata Taman Tanggo Rajo di tepi Sungai Batanghari, Kota Jambi, Jumat (9/10/2015).

Saat kondisi normal, sehari Yanto rata-rata bisa menjual 300 batang bakso tusuk. Namun karena kabut asap yang menyelimuti kawasan wisata Taman Tanggo Rajo, pembeli berkurang. "Bahkan saya kadang tidak jualan karena tidak ada pembeli. Kalau pun ada jumlahnya sedikit," kata Yanto.

Kondisi tidak jauh berbeda juga diungkapkan Arul (30),  seorang warga Kabupaten Muarojambi yang sehari-hari membuka usaha sewa sepeda onthel di kawasan wisata Candi Muarojambi.

Menurut dia, sejak kabut asap menebal, jumlah pengunjung di situs candi terluas di Asia Tenggara itu makin menurun. Imbasnya, penyewa sepeda onthel di tempatnya ikut berkurang.

"Yang ramai biasanya akhir pekan, tapi sejak kabut asap ini, makin hari makin berkurang. Tentu berimbas pada penyewa sepeda onthel," ujar Arul.

Menurut Arul, sebelum ada asap, dalam sehari ia bisa menyewakan lebih dari 50 kali sewa sepeda. Dimana untuk satu kali sewa sepeda dikenai biaya Rp 10.000. "Sekarang semenjak kabut asap makin pekat, bisa sampai 20 kali sewa sudah lumayan," kata Arul.

Kabut asap di Jambi sudah terasa sejak 2 bulan terakhir. Namun paling parah ketika memasuki awal September hingga Oktober 2015 ini. Aktivitas sekolah mulai dari tingkat paling bawah hingga SMA sederajat terpaksa sering diliburkan. Aktivitas Bandara Sultan Thaha Syaifuddin sudah 50 hari lebih lumpuh. Bahkan 500 penerbangan dari dan keluar Jambi terpaksa dibatalkan karena jarak pandang yang minim.

Kesehatan ribuan warga Jambi juga terancam. Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jambi mencatat lebih dari 70 ribu orang warganya menderita ISPA. (Ron/Mut)

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya