Anggota DPD: Mahasiswa Wajib Kawal Negara

Menurut dia, mahasiswa dan pemuda menjadi ujung tombak dalam kehidupan bernegara serta sebagai penerus bangsa di masa depan.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 05 Des 2015, 17:14 WIB
Diterbitkan 05 Des 2015, 17:14 WIB
Banner empat pilar kebangsaan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (15/6). (Antara)

Liputan6.com, Bengkulu - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Nusa Tenggara Barat, Baiq Diyah Ratu Ganefi, mengingatkan para mahasiswa untuk lebih paham tentang nilai-nilai 4 Pilar Kebangsaan yang saat ini tengah gencar disosialisasikan oleh MPR.

Hal itu dikatakan Diyah saat menjadi pengisi materi dalam acara outbond sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan kepada para mahasiswa di Bengkulu, Sabtu (5/12/2015).

Menurut dia, mahasiswa dan pemuda menjadi ujung tombak dalam kehidupan bernegara serta sebagai penerus bangsa di masa depan.

"Mahasiswa harus benar-benar mengawal negara ini dan lebih bagus lagi di kemudian hari," kata Baiq.

Ia menambahkan, di era kehidupan yang kian modern ini para pemuda khususnya mahasiswa malah mengalami keterpurukan identitas kebangsaannya.

"Banyak mahasiswa yang tidak percaya diri bilamana disebutkan akan nilai-nilai kebangsaan dan bernegara, sampai ada yang berpikir ini, apa sih istimewanya jadi orang Indonesia," ucap dia.

 


Untuk itu, Diyah menganjurkan, sebagai upaya menumbuhkan kembali rasa percaya diri khususnya dalam kaitannya berbangsa dan bernegara penting dilakukan melalui sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan.

Sebab, sambung dia, banyak dari kalangan pemuda yang tidak sadar hebatnya bangsa Indonesia di dunia internasional.

"Indonesia adalah pemimpin ASEAN. Jadi 4 Pilar Kebangsaan ini penting untuk generasi muda. Dengan adanya sosialisasi ini, dengan adanya dialog, kita masih punya nilai-nilai ke Indonesiaan," tambah dia.

MPR terus mensosialisasikan 4 Pilar Kebangsaan. Pemuda dan mahasiswa menjadi sasaran utama untuk lebih menumbuhkan pentingnya semangat Kebangsaan bagi kehidupan bernegara.

MPR pun mengundang 100 mahasiswa dari 5 Perguruan Tinggi ternama di Bengkulu untuk ikut dalam kegiatan tersebut.

Tak hanya teori dan diskusi yang cenderung membosankan, MPR mulai melirik metode lainnya untuk mensosialisasikan kegiatan tersebut. Yakni dengan cara metode outbond yang digelar sejak 2012 lalu.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya