BMKG: 16 Gempa Susulan Guncang Kota Tarakan Kalimantan Utara

Warga Kota Tarakan dan wilayah sekitarnya diminta waspada gempa susulan, serta tidak berada di dalam bangunan ataupun rumah.

oleh Abelda RN diperbarui 21 Des 2015, 13:54 WIB
Diterbitkan 21 Des 2015, 13:54 WIB
Dampak gempa Tarakan
Kerusakan rumah rumah di Tarakan, Kalimantan Utara, akibat bencana gempa bumi, Senin (21/12/2015). (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Balikpapan - Gempa bumi susulan hingga kini masih mengguncang Kota Tarakan, Kalimantan Utara (Kaltara) yang berbatasan dengan Kalimantan Timur. Bahkan data BMKG menyebutkan sudah terjadi lebih dari 16 kali gempa susulan. Karena itu, warga diminta waspada tidak berada di dalam bangunan ataupun rumah.

Kota Tarakan diguncang gempa berkekuatan 6,1 skala Richter pada posisi 3,61 Lintang Utara dan 117,67 Bujur Timur, Senin dini hari tadi pukul pukul 02.47 Wita. Pusat gempa berada di kedalaman 10 kilometer dan berjarak 29 km sebelah timur laut Tarakan.

"Alat pencatat gempa BMKG Balikpapan ikut mencatat gempa di Tarakan ini," ucap Kepala Geofisika Balikpapan, Mujianto, di kantornya, Senin (21/12/2015).

Menurut dia, gempa turut dirasakan masyarakat di Provinsi Kaltara wilayah Kepulauan Bunyu, Tanjung Selor Kabupaten Bulungan, Kota Tarakan maupun Kabupaten Nunukan. Kota Tarakan menjadi daerah yang terdampak gempa bumi yang lokasinya di perairan laut Sulawesi ini.

Mujianto menambahkan, warga Kalimantan Utara tidak perlu khawatir karena gempa tersebut tidak berpotensi menimbulkan tsunami. Sebab, kriteria terjadinya gempa yang menimbulkan tusnami itu kekuatannya sekitar 7 SR. Kendati begitu, masyarakat tetap diminta waspada.

Sementara itu Kepala Meteorologi Balikpapan Imam Masudi menjelaskan, gempa kali ini skalanya paling besar terjadi di wilayah Laut Sulawesi. Biasanya gempa tercatat di Tarakan maksimal hanya di kisaran 4 SR.

"Gempa ini paling besar skalanya dibandingkan sebelumnya," papar Imam.

Laut Sulawesi, imbuh Imam, memang kerap mengalami gempa bumi yang dirasakan warga Kaltara. Wilayah tersebut menjadi pertemuan 2 lempeng dunia, yakni Eurasia dan Pasifik yang bisa berpotensi terjadinya gelombang tsunami.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya