Liputan6.com, Jakarta - PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) tetap memprioritaskan keselamatan dan keamanan para pengguna jasa penyeberangan.
Hal ini menyusul prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), terkait cuaca ekstrim mulai 25 hingga 29 Januari 2016.
Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry Christine Hutabarat mengatakan, aspek keselamatan dan keselamatan dalam penyeberangan bukan hal yang dapat dikompromikan.
"Kami siap patuhi instruksi regulator, jika cuaca buruk dan syahbandar telah memutuskan untuk menunda perjalanan kapal, kami pasti nurut," kata dia dalam keterangan tertulisnya, Kamis (28/1/2016).
Selain mematuhi instruksi regulator yang mengacu laporan cuaca BMKG, PT ASDP juga memastikan akan menjaga muatan kapal sesuai kapasitasnya.
"Kami juga pastikan jumlah sekoci, dan alat-alat keselamatan yang tersedia di kapal memadai, sesuai dengan jumlah penumpangnya. Hal ini menjadi perhatian utama kami," tutur Christine.
Sementara, Dirjen Perhubungan Laut Bobby R Mamahit mengatakan, demi mencegah terulangnya kejadian kecelakaan kapal, seluruh syahbandar terus pemantauan cuaca setiap hari, melalui website.
Baca Juga
Kemudian menyebarluaskan hasil pemantauan, lalu menginformasikan ke seluruh terminal atau tempat embarkasi debarkasi penumpang.
"Jika kondisi cuaca membahayakan keselamatan kapal, agar pemberian surat perizinan berlayar (SPB) ditunda, sampai kondisi cuaca di sepanjang perairan yang akan dilayari aman," tutur Mamahit.
Saat ini PT ASDP Indonesia Ferry mengoperasikan sekitar 135 kapal, yang melayani 180 lintasan dari Sabang sampai Merauke, yang menghubungkan seluruh pulau di Tanah Air.
BMKGÂ memprediksikan cuaca ekstrem dan hujan lebat akan terjadi di perairan Tanah Air. Diperkirakan, tinggi gelombang laut mencapai 4 hingga 6 meter.
Perairan tersebut di antaranya sepanjang Natuna atau Laut China Selatan, Selat Malaka, Kepulauan Anambas, Kepulauan Natuna, Samudera Hindia Selatan Nusa Tenggara Timur, Samudera Pasifik Utara Halmahera dan Utara Papua.