Keuntungan Ahok Sebagai Petahana di Pilkada DKI

Dalam beberapa survei, elektabilitas Ahok belum bisa disaingi siapapun di Pilkada DKI Jakarta.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 01 Feb 2016, 11:50 WIB
Diterbitkan 01 Feb 2016, 11:50 WIB
20160114-gubernur-jakarta-ahok batik
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama. (Liputan6.com/Ahmad Romadoni)

Liputan6.com, Jakarta - Basuki Tjahaja Purnama tak mau ambil pusing soal kampanye untuk Pilkada DKI Jakarta. Menurut pria yang akrab disapa Ahok ini, sebagai petahanan dirinya banyak mendapat keuntungan.

Salah satunya, sebagian besar warga Jakarta mengenal dia. Sehingga, kata Ahok, dirinya hanya tinggal meningkatkan kinerjanya.

"Kalau kita petahana apa yang mau persiapan. Kita kerja tiap hari kok. Kamu kerja kayak apa," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta, Senin (1/2/2016).

Mantan Bupati Belitung Timur itu memang tidak memungkiri masih ada partai yang mendekatinya. Tapi, sampai saat ini dia lebih memilih menunggu upaya TemanAhok menembus 1 juta dukungan.

"Tunggu TemanAhok aja sampai enggak sejuta. Petahana enggak usah terlalu pusingin soal kampanye, pilkada. Kami fokus kerja saja," ujar Ahok.

Dalam beberapa survei, elektabilitas Ahok belum bisa disaingi siapapun. "Dari tingkat popularitas, nama Basuki Tjahaja Purnama masih belum bisa tersaingi, Ahok tingkat popularitasnya ada pada angka 94 persen," ujar Peneliti CSIS, Arya Fernandes beberapa waku lalu.

Di bawah nama Ahok, menurut Arya, ada nama Tantowi Yahya yang tingkat popularitasnya mencapai 81 persen dan dilanjutkan dengan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil pada posisi 71,25 persen.

"Yang menarik, di bawah Ridwan Kamil ada nama Haji Lulung yang berada pada angka 69,25 persen, Hidayat Nurwahid pada posisi 64,50 persen dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini 63,75 persen," ucap Arya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya