Liputan6.com, Jakarta - Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban kagum dengan upaya polisi Indonesia saat melumpuhkan teroris ketika terjadi teror bom di kawasan Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat pada 14 Januari 2016 lalu. Orban mengangap apa yang dilakukan polri adalah rekor terbaik sebuah negara dalam mengamankan terorisme.
"Adanya serangan teroris di Jakarta, dan (pihak keamanan) dalam 2 hingga 3 jam bisa kembali melakukan stabilisasi, ini rekor dunia," ujar PM Orban saat menyampaikan keterangan pers bersama di Istana Merdeka, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, (1/2/2016).
Penanganan cepat melumpuhkan aksi terorisme ini, menurut Orban menandakan bahwa Indonesia merupakan negara yang aman dan tepat bagi Hungaria untuk berinvestasi.
"Dan ini menjadi buktikan bahwa Indonesia merupakan negara stabil, dan Hungaria saat ini mencari mitra negara stabil seperti Indonesia," ucap dia.
Baca Juga
Ia mengatakan, saat ini negaranya merupakan salah satu negara yang diperhitungkan di Uni Eropa. Dalam pertemuannya dengan Presiden Jokowi, ia pun menawarkan berbagai kerjasama, khususnya dibidang investasi ekonomi dan perdagangan di daerah-daerah yang dapat dijangkau dan mempunyai prospek yang menguntungkan bagi kedua negara.
"Kami ingin memetakan, Indonesia butuh di mana? Seperti pertanian, kedua menteri saat ini sudah lakukan kerjasama produktif. Di bidang teknologi digital, Hungaria punya banyak hal baik yang bisa ditawarkan Indonesia. Lalu di bidang pengelolaan air, kerjasama dengan perusahaan-perusahaan akan dilakukan dengan konkret," ujar Orban.
Kepada Jokowi, Orban juga menyampaikan rasa bangganya atas kerjasama yang telah dijalin dengan Indonesia. Menurutnya, Indonesia merupakan salah satu mitra strategis bagi Hungaria. Ia berharap, hubungan kerjasama antara Indonesia dan Hungaria terus terjalin dan meningkat dari tahun ke tahun.
"Hari ini Hungaria ada di panggung dunia dan Indonesia merupakan negara besar anggota G20. Bagi kami ini adalah satu kehormatan dapat diterima oleh pemerintah Indonesia sebagai mitra ekonomi," pungkas Orban.