Liputan6.com, Jakarta - Nama Kalijodo kembali muncul ke permukaan seiring rencana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok membongkar kawasan prostitusi dan perjudian itu.
Wacana pembongkaran tempat hiburan malam itu sebenarnya sudah bergulir sejak lama. Namun, lokalisasi yang telah ada sejak 1930-an itu hingga kini masih tumbuh subur. Ahok curiga, sulitnya membersihkan kawasan Kalijodo lantaran ada oknum pemerintahan yang bermain di sana.
Baca Juga
"Makanya saya nggak tahu, pasti ada terlibat oknum (pemerintah). Kalau nggak ada, nggak mungkin bisa bertahan begitu lama," ujar Ahok di Balai Kota Jakarta, Jumat (12/2/2016).
Advertisement
Baca Juga
Kecurigaan itu muncul seiring informasi yang menyebut bahwa perputaran uang dari bisnis gelap di Kalijodo cukup besar. Padahal lokasinya kecil, namun hingga kini bisnis esek-esek di kawasan itu masih bertahan.
"Kalijodo jangan lihat kecil gitu loh. Ini uangnya besar. Ini bukan cuma prostitusi. Kalau lihat sejarah dari dulu kan ada perjudian. Perjudian itu yang kencang. Makanya kita pikir, kalau gitu selesaikan (bongkar) saja sekalian," tandas Ahok.
Namun begitu, mantan Wakil Gubernur DKI ini menyadari bahwa membersihkan kawasan Kalijodo bukan perkara mudah. Penggusuran lokalisasi yang sudah ada sejak setengah abad lebih itu pasti akan mendapatkan perlawanan dari mereka yang menggantungkan hidupnya di Kalijodo.
"Pasti ada resistensi melanggar HAM-lah, macem-macem. Kemungkinan apa saja bisa terjadi. Kita minta orang yang menguruk Ciliwung saja ribut, bakar eskavator," ucap Ahok.