Pendiri ICMI Ahmad Watik Pratiknya Wafat

Watik Pratiknya merupakan sosok yang konsisten dalam pengabdiannya. Baik di ICMI, Muhammadiyah dan juga mendampingi BJ Habibie.

oleh Liputan6 diperbarui 20 Feb 2016, 00:12 WIB
Diterbitkan 20 Feb 2016, 00:12 WIB
Ahmad Watik Pratiknya
Salah satu pendiri ICMI dan tokoh Muhammadiyah, Ahmad Watik Pratiknya. (plus.google.com)

Liputan6.com, Jakarta - Innalillahi wainna ilaihi rajiun. Indonesia kembali kehilangan seorang tokoh. Satu di antara pendiri Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) sekaligus tokoh Muhammadiyah, Ahmad Watik Pratiknya, tutup usia di Jakarta Jumat sore tadi.

Mantan Ketua Presidium ICMI Nanat Fatah Natsir mengatakan, ia mendapatkan informasi Watik Pratiknya meninggal pada Jumat sore.

"Saya mendapat informasi sebelum magrib. Meninggal di Rumah Sakit Islam Cempaka Putih," ucap Nanat seperti dilansir Antara, Jumat (19/2/2016) malam.

Namun, Nanat belum mengetahui sakit yang dialami sekretaris pribadi mantan Presiden BJ Habibie tersebut.

Semasa hidup, menurut Nanat, Watik Pratiknya merupakan sosok yang konsisten dalam pengabdiannya. Baik di lingkungan ICMI, Muhammadiyah dan juga mendampingi mantan Presiden BJ Habibie.

"Beliau juga orang yang santun dan teliti dalam menjalankan tugasnya," tutur Nanat.

Administrator dan Konseptor

Sementara itu Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin mengatakan, almarhum tokoh Muhammadiyah sekaligus salah satu pendiri ICMI yang dikenal sebagai aktivis, administrator, dan konseptor.

"Mungkin dipengaruhi latar belakang almarhum yang aktif di Pelajar Islam Indonesia (PII) sewaktu remaja dan latar akademiknya sebagai dokter ahli bedah," beber Din seperti dikutip dari Antara, Jumat malam.

Din mengatakan pada 1985 Majelis Tabligh PP Muhammadiyah yang dipimpin Amien Rais mengeluarkan konsep tentang tantangan dan strategi dakwah. Dan hal itu tidak terlepas dari pikiran almarhum yang saat itu menjabat sebagai sekretaris.

Din menambahkan, pada periode PP Muhammadiyah era Syafii Maarif (2000-2005) diputuskan konsep 'Strategi Dakwah Kultural' yang sangat penting dalam menghadapi dinamika masyarakat, juga sangat dipengaruhi oleh pikiran almarhum yang waktu itu menjadi ketua timnya.

Selain itu, Din juga menuturkan saat perkembangan ICMI awal 1990-an, Watik Pratiknya banyak memberi sumbangan pemikiran. Sebab, selain sebagai konseptor, Watik juga piawai melaksanakan konsepnya dalam mekanisme keorganisasian.

"Muhammadiyah dan umat Islam Indonesia kehilangan seorang tokoh mumpuni. Semoga lahir 'Watik-Watik' baru. Semoga segala jasa almarhum menjadi amal jariah yang diganjari Allah SWT," ucap mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu.

Penceramah Handal

Ahmad Watik Pratiknya dilahirkan di Banjarnegara pada 8 Februari 1948. Ia merupakan seorang dokter dan ahli anatomi serta seorang penceramah yang handal.

Watik mulai aktif di Muhammadiyah pada 1985 dan tercatat sebagai anggota Majelis Tabligh PP Muhammadiyah periode 1985-1990.

Di birokrat, Watik pernah menjadi Sekretaris Wakil Presiden RI (September 1998 sampai November 1999), Sekretaris Presiden BJ Habibie dan Direktur The Habibie Center mulai 1999 sampai sekarang.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya