Horor Si Ular Besi Ibu Kota

Gangguan dan kendala terus melanda perkeretaapian Indonesia. Perbaikan pelayanan terus dinantikan.

oleh Andrie Harianto diperbarui 10 Mar 2016, 20:01 WIB
Diterbitkan 10 Mar 2016, 20:01 WIB
20160310-Kereta-Anjlok-Jakarta-GMS
Petugas memperbaiki Kereta Api Senja Utama Solo di Stasiun Tanah Abang, Jakarta, Kamis (10/3). Kepala Humas Daerah Operasional I Bambang S Prayitno mengatakan, ketiga gerbong diangkat sekitar pukul 09.40 WIB. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Liputan6.com, Jakarta - Kamis ini para pengguna commuterline atau biasa disebut Roker alias Rombongan Kereta benar-benar menyiapkan kesabarannya. Sebab, insiden kereta anjlok di antara Stasiun Tanah Abang dan Stasiun Karet berimbas pada perjalanan mereka menuju kantor.

"Pasrah, nunggu saja yang dari Sudirman ke Stasiun Sudirman (Sudirman-Manggarai-Sudirman)," kata Herman (33), karyawan swasta di MH Thamrin, Kamis (10/3/2016)

Anjloknya kereta terjadi sekitar pukul 04.00 WIB. Saat itu, kereta Senja Utama Solo baru saja menurunkan penumpang di Stasiun Senen pada pukul 03.00 WIB. Kereta selanjutnya akan diparkirkan untuk menunggu perjalanan selanjutnya pada Kamis malam pada pukul 22.00 WIB.

 Akibat kecelakaan kereta yang terjadi di perlintasan antara Stasiun Karet dan Tanah Abang, sebagian stasiun mengalami penumpukan penumpang.

Dalam peristiwa tersebut 3 dari 9 gerbong tergelincir dari relnya. Baru pada pukul 09.45 WIB seluruh gerbong yang anjlok berhasil dievakuasi.

Meski demikian, permasalahan tidak selesai begitu saja. Sejumlah jadwal perjalanan KRL yang sudah terancang terpaksa batal. Dampaknya, ketika jalur kembali di buka, perlahan penyesuaian jadwal kembali dilakukan.

"Sejauh ini kondusif, kereta berjalan normal, namun ada beberapa jadwal yang tidak tepat," kata Humas PT KCJ Eva Chairunnisa dikonfirmasi via telepon, Kamis sore.

Cuit keluhan para penumpang pun membanjiri akun @CurhatKRL akibat imbas kecelakaan tadi pagi. Maklum, jam sore adalah jam sibuk penumpang pulang kantor.

"Setia banget nungguin kereta, sama setianya kayak nungguin jodoh," tulis akun @Franceestha, sekitar pukul 18.45 WIB.

"Penyikaaan season II @CommuterLine berangkat kerja gangguan pulang nya pun begitu ..sungguh Terlalu," cuit @andrystyawan27 dalam @CurhatKRL, Kamis (10/3/2016), sekitar pukul 18.00 WIB.

Ada pula @hairulladnan yang mengeluhkan perjalanan kereta yang terlambat, "Pagi gangguan pulang gangguan siap-siap betis gede @CurhatKRL. Jalur bogor gangguan signal masih ketahan di Jakarta Kota."

Antrean Sinyal dan Rel Patah

Bukan saja insiden kereta anjlok dan rel patah yang membuat para penumpang dagdigdug. Antrean sinyal di Stasiun Manggarai juga banyak dikeluhkan para penumpang.

Humas PT KAI Commuter Line Jabodetabek (KCJ) Eva Chairunisa mengatakan, permasalahan tersebut memang banyak dikeluhkan para Roker. Pihaknya juga sudah beberapa kali menyampaikan keluhan itu di rapat-rapat koordinasi bersama PT KAI dan Dirjen Kereta Api.

Eva mengatakan, hambatan untuk melintasi Stasiun Manggarai terjadi karena kepadatan kereta yang hendak melintas di sana.

 Akibat kecelakaan kereta yang terjadi di perlintasan antara Stasiun Karet dan Tanah Abang, sebagian stasiun mengalami penumpukan penumpang.

"Karena memang kepadatan saat ini terjadi karena kapasitas lintas yang sudah sangat padat," kata Eva saat berbincang dengan Liputan6.com, Rabu 16 Februari 2016.

"Kemudian pembangunan di Manggarai sehingga ada pembatasan kecepatan seluruh KRL yang melintas," dia menambahkan.

Mengatasi persoalan tersebut, KCJ menyatakan tidak akan menambah perjalanan, namun menambah jumlah kereta pada rangkaian atau perpanjangan rangkaian. "Seperti dari Bogor sudah ada 12 rangkaian, Bekasi 10 rangkaian," jelas Eva.

Eva berharap para Roker untuk bersabar menunggu perbaikan yang dilakukan PT KCJ dalam pelayanan. "Saat ini Dirjen KA sedang membuat double track lintas Cikarang-Bekasi-Jatinegara, mudah-mudahan setelah itu selesai bisa terurai," ujar Eva.

Selasa 19 Januari 2016, terjadi rel patah diantara Stasiun Lenteng Agung-Pasar Minggu. Kereta berjalan melambat dengan kecepatan 5 km/jam. Akibatnya, terjadi penumpukan penumpang di stasiun-stasiun yang dilalui dari arah Bogor dan Depok

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya