Komisi IV: Cegah Kebakaran Hutan, Sekat Kanal Jangan Seadanya

Pemerintah provinsi Kalteng saat ini memang tengah membangun sekat bakar di areal hutan untuk antisipasi kebakaran hutan.

oleh Yus Ariyanto diperbarui 24 Mar 2016, 09:51 WIB
Diterbitkan 24 Mar 2016, 09:51 WIB
20150904-Kebakaran-Hutan-Riau
Petugas pemadam kebakaran berusaha mematikan sisa titik api yang masih menyala di cagar alam biosfer Giam Siak Kecil di Riau (3/9/2015). Kebakaran hutan dan lahan di Riau dipastikan masih akan berlangsung lama. (AFP PHOTO/ALFACHROZIE)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Komisi IV Edhy Prabowo meminta agar pemerintah provinsi Kalimantan Tengah membangun sekat bakar yang benar-benar bisa mencegah kebakaran hutan lebih luas.

"Anggaran untuk mencegah lebih murah daripada menanggulangi kebakaran. Saya minta kalau bisa pembangunan sekat bakar ini jangan seadanya, karena lahannya sangat luas," kata Edhy saat melihat langsung areal lahan gambut yang terbakar di sekitar Jembatan Nusa, Kabupaten Pulang Pisau, Kalteng, Selasa 22 Maret 2016.

Pemerintah provinsi saat ini memang tengah membangun sekat bakar di areal hutan untuk antisipasi kebakaran hutan. Sekat ini berupa kanal-kanal air di pinggiran dan di tengah hutan.

Menurut dia, Kabupaten Pulang Pisau merupakan daerah yang paling kritis.


Komisi IV, kata Edhy, ingin mengetahui pula seberapa banyak target pembangunan sekat bakar itu oleh Pemerintah Pulang Pisau. Dari situ akan terlihat berapa anggaran yang dibutuhkan untuk membuat sekat.

"Dari situ juga akan terlihat berapa kemampuan pusat dalam mengalokasikan anggaran pembangunan sekat bakar. Ini langkah preventif sebelum terjadi kebakaran. Kita berharap, ke depan yang selalu dilakukan adalah pencegahan bukan lagi penanggulangan kebakaran hutan," papar Edhy.

Sementara pejabat Gubernur Kalteng Hadi Prabowo mengungkapkan, peta rawan kebakaran hutan di Kalteng mencapai 3,7 juta hektar. 12 ribu hektar di antaranya sudah terbakar. Namun, dari pantauan satelit jumlah yang terbakar lebih banyak yaitu ada 40 ribu hektar.

Pemprov Kalteng sudah menggiatkan patroli hutan yang digalang oleh Polda setempat. Kebakaran hutan yang kerap terjadi di Kalimantan ini, kata dia, karena kebiasaan masyarakat yang selalu membakar hutan untuk membuka lahan. Ini sudah jadi tradisi turun temurun, karena biayanya sangat murah.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya