Hendrawan PDIP: Pembangunan Perpustakaan Masih Bisa Ditunda

Dia mengatakan alangkah baiknya, pemerintah dan DPR mempertajam prioritas anggaran.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 30 Mar 2016, 05:44 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2016, 05:44 WIB
20150929- Hendrawan Supratikno-Jakarta
(Ki-ka) Anggota Komisi VI F-PDIP Juliari Batubara, Anggota Komisi XI F-PDIP Hendrawan Supratikno dan Bendahara F-PDIP DPR Alex Lukman memberikan keterangan terkait pelemahan rupiah di ruang F-PDIP, Jakarta, Selasa (29/9/2015). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Fraksi PDIP di DPR Hendrawan Supratikno angkat bicara soal Wacana pembangunan perpustakaan terbesar se-Asia Tenggara di Kompleks Parlemen Senayan yang digagas ketua DPR Ade Komarudin.

Dia mengatakan alangkah baiknya, pemerintah dan DPR mempertajam prioritas anggaran.

"Kalau dalam kondisi anggaran yang sedang sulit, maka didahulukan yang prioritasnya tinggi," ujar Hendrawan di Jakarta, Selasa 29 Maret 2016.

Ia menilai kalau pembangunan perpustakaan masih bisa ditunda dan tidak perlu buru-buru.

"Kalau pembangunan perpustakaan dalam kondisi saat ini prioritasnya masih bisa digeser. Melihat pimpinan DPR yang terkesan memaksa memang bisa dimengerti karena itu sudah disahkan dalam paripurna yang dokumennya namanya menuju Parlemen Modern," kata Hendrawan.


Parlemen Modern, lanjut dia, isinya adalah tidak hanya gedung-gedung tapi juga peradaban. Itu sebabnya membangun perpustakaan agar indonesia menjadi referensi studi Islam demokrasi dan modernitas.

"Karena negara Timur Tengah sudah tidak bisa jadi referensi. Secara tujuan pimpinan sudah baik, tapi melihat kondisi saat ini bisa ditunda dulu," kata anggota Komisi XI itu.

Soal anggarannya juga harus diteliti dan dilihat terlebih dahulu.

"Kita harus teliti (anggarannya). Yang jelas kita akan olah soal anggaran. Kan ada ahlinya yang nanti hitung anggaran wajar atau tidak," tutup Hendrawan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya