Liputan6.com, Jakarta - Ahok menyindir Yusril Ihza Mahendra yang gencar mendaftarkan diri dalam penjaringan bakal calon gubernur lewat partai lain. Padahal Yusril saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Partai Bulan Bintang. Kabar ini menjadi berita yang paling banyak dibaca sepanjang Jumat petang hingga pagi ini.
Disusul oleh berita tentang permintaan maaf Deputi Bidang Pemberantasan BNN Irjen Pol Arman Depari atas sikap arogan keponakannya, Sonya. Demikian pula dengan tanggapan Ahok yang menilai wajar jika Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mencegah Sunny Tanuwidjaja ke luar negeri.
Baca Juga
Top 3 News Selengkapnya:
Advertisement
1. Ahok Sindir Yusril Daftar Cagub DKI ke PDIP
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menyindir Yusril Ihza Mahendra yang gencar mendaftarkan diri dalam penjaringan bakal calon gubernur lewat partai lain. Padahal Yusril saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Partai Bulan Bintang.
"Ini pertama dalam sejarah ada ketua umum partai yang enggak dapat suara melamar ke partai lain. Seru juga," kata Ahok di Jakarta Convention Center, Jakarta, Jumat (8/4/2016).
Yusril telah mendaftarkan diri sebagai calon gubernur DKI Jakarta melalui PDIP dan Gerindra. Sebab, PBB tidak memiliki kursi satu pun di DPRD DKI.
2. Arman Depari Meminta Maaf kepada Polri atas Sikap Arogan Sonya
Deputi Bidang Pemberantasan BNN Irjen Pol Arman Depari mengucapkan permohonan maaf atas sikap arogan keponakannya, Sonya kepada Polantas di Kota Medan, Sumatera Utara.
"Lebih baik mengambil sikap, saya meminta maaf terutama kepada Polri bahwa apa yang telah dilakukan keluarga saya ini memang sungguh tak terpuji," tutur dia saat dihubungi di Jakarta, Kamis (7/4/2016).
Ia mengakui tindakan keponakannya itu tidak benar. Arman menganggap kemungkinan Sonya bersikap seperti itu karena ingin menjadi pahlawan di antara teman-temannya.
3. Dicegah KPK, Sunny Menjabat Direktur di LSM Milik Ahok
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menilai wajar jika Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mencegah Sunny Tanuwidjaja ke luar negeri.
Sebab, nama staf khususnya itu pernah disebut oleh mantan Ketua Komisi D DPRD DKI Mohamad Sanusi yang telah ditangkap lembaga antirasuah itu sebagai perantaranya dengan pengembang.
"Sanusi ngomong kan, pengacaranya, menuduh bahwa yang mengatur ini semua Sunny. Ya tentu KPK harus tahan dia supaya bisa minta keterangan, apakah Sanusi fitnah atau benar gitu loh, itu aja," ujar Ahok di JCC, Jakarta, Jumat (8/4/2016).