Nasib Tugu Peringatan Rakjat Serpong Terimpit Warung

Warga berharap Tugu Peringatan Rakyat Serpong yang menjadi simbol perjuangan itu dirawat.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 14 Apr 2016, 10:54 WIB
Diterbitkan 14 Apr 2016, 10:54 WIB
Tugu Perjuangan Serpong
Tugu Perjuangan Serpong bukti keterlibatan warga dalam perang yang mecah Mei 1946 (Liputan6.com/Pramita Tristiawati)

Liputan6.com, Tangerang - Nasib Tugu Peringatan Rakyat Serpong yang berada di area Bundaran Cisauk, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Banten sangat memprihatinkan. Tugu diapit warung yang tanpa izin membuka lapak di samping kanan dan kirinya. Terimpit.

Simbol perjuangan itu bertuliskan "Tugu Peringatan Proklamasi 17 Agustus 1945" di sisi Jalan Bunderan Pertigaan Cisauk-Serpong hampir tidak terlihat lagi. Sebabnya, di kanan-kiri tugu berdiri bangunan permanen warung nasi dan rokok.

Hanya tersisa sedikit saja tempat untuk tugu kusam itu berdiri. Bendera Merah Putih yang hampir pudar juga menghiasi tugu yang dibangun memperingati pertempuran Mei 1946 tersebut.

Padahal di badan tugu setinggi 2,5 meter itu tertulis tugu didirikan rakyat Serpong sebagai bentuk kebanggaan atas kemerdekaan yang diraih.

Tugu Perjuangan Serpong bukti keterlibatan warga dalam perang yang mecah Mei 1946 (Liputan6.com/Pramita Tristiawati)

Di badan tugu juga tercantum penjelasan didirikannya tugu, yaitu Selasa 19 Desember 1949 pukul 18.00 WIB. Semua tertulis dengan ejaan lama.

Seorang warga Serpong, Pasha Ahmad (38) mengaku miris dengan nasib tugu yang merupakan bagian dari kebanggaan warga Serpong tersebut.

"Ini sangat menyakitkan bagi kami warga asli Serpong. Susah payah dulu leluhur kami berjuang dan mendirikan tugu ini. Malah seiring waktu lepas dari penjajahan seperti tidak dihargai begini," ujar Pasha saat berbincang dengan Liputan6.com, Kamis (14/4/2016).

Di sekitar tugu tersebut, ada pula Taman Tugu Perjuangan Lengkong yang sama tidak terawatnya. Memang, kata Pasha, pada 1947 di lokasi yang kini menjadi Bundaran Cisauk, terjadi peristiwa Lengkong yang menewaskan pejuang Daan Mogot pada saat akan melucuti senjata kolonial Jepang.

"Namun pemerintah daerah seperti lepas tangan dan melakukan pembiaran," kata Pasha.

Dia berharap monumen perjuangan tersebut segera dirawat. Sehingga bisa menjadi kenangan bagi warga saat ini.

Sementara saat dikonfirmasi mengenai kondisi tugu perjuangan tersebut, Kepala Kantor Budaya dan Pariwisata Tangsel Yanuar mengaku sudah berkoordinasi dengan Satpol PP maupun walikota.

"Kami terkendala dana, dan untuk tahun ini sudah diajukan kembali. Kalau soal penertiban, nanti akan dikoordinasikan kembali dengan instansi terkait," kata Yanuar.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya