Liputan6.com, Jakarta - Dalam kunjungan resmi di Belanda, Presiden Joko Widodo atau Jokowi kembali mengadakan pertemuan bisnis dengan para pengusaha Belanda. Di awal sambutannya, Jokowi mengatakan sudah 16 tahun tidak ada Presiden RI berkunjung ke Kerajaan Belanda.
"Ini sangat mengerikan," kata Presiden seraya tersenyum, seperti dalam keterangan tertulis, Sabtu (23/4/2016). Padahal, menurut Jokwoi, Belanda merupakan kawan terlama dan pendukung terkuat Indonesia di Uni Eropa.
Jokowi kemudian menyampaikan bahwa pada awal tahun, dunia mengalami peristiwa mengejutkan. Hampir seluruh pasar kapital global mengalami kejatuhan. Pasar stok China, Amerika pun tidak luput dari guncangan. Pasar minyak mentah pun terganggu. Namun mata uang rupiah tetap stabil.
Advertisement
"pasar modal kita, walau ikut mengalami penurunan, namun tidak signifikan," ucap Jokowi
Disampaikan bahwa di tengah berbagai tantangan ekonomi global, Indonesia menunjukkan ketahanan, bahkan pertumbuhan yang mengejutkan. Di luar perkiraan, GDP Indonesia tumbuh mencapai 5,03% di kwartal ke-4 tahun 2015. Berdasarkan data Asian Development Bank, minat untuk investasi di Indonesia saat ini berada pada titik tertinggi sepanjang sejarah.
Stabilitas ekonomi Indonesia, menurut Presiden Joko Widodo dapat dicapai karena pembangunan infrastruktur dan investasi sebagai dua mesin pertumbuhan ekonomi Indonesia telah menunjukkan hasil dan terobosan yang nyata. "Anda boleh cek ke jurnalis di Indonesia, cek ke duta besar di Jakarta. Saya percaya banyak yang terkejut dengan pembangunan infrastruktur saat ini di Indonesia," ucap Presiden.
Â
Baca Juga
Pembenahan Dilakukan
Demikian pula halnya dengan investasi, yang merupakan mesin kedua perekonomian Indonesia. Indonesia, menurut Asian Development Bank memiliki daya tarik investasi. Dalam kondisi dimana China tengah mengalami masa transisi, banyak perusahaan merelokasi pabriknya dari China ke negara-negara di Asia Tenggara.
"Dan tentu saja Indonesia juga akan mendapatkan porsi yang cukup, terutama karena Indonesia adalah ekonomi terbesar di Asia Tenggara", ujar Presiden.
Untuk itu, Presiden mengundang para pengusaha Belanda berinvestasi di Indonesia. Presiden menyatakan bahwa perbaikan terus dilakukan oleh Pemerintah Indonesia agar proses perijinan dapat dipersingkat dan kemudahan berusaha dapat ditingkatkan.
Acara forum bisnis ini ditutup dengan penandatanganan empat kesepakatan bisnis senilai USD 606 juta. Adapun kesepakatan yang ditandatangani adalah Kesepakatan Pembangunan Pabrik Pembuatan Solar Panel di Surabaya, Kesepakatan Pengembangan Industri Benih Kentang Unggulan untuk Meningkatkan Produksi dan Suplai Kentang dalam Negeri sekaligus Meningkatkan Kesejahteraan Petani Kentang Indonesia.
Selain itu, Kesepakatan Pembangunan Jembatan Pancasila Palmerah dan Turbin Pembangkit Listrik Arus di Larantuka-NTT, serta Kesepakatan Pengembangan SDM di bidang Kemaritiman.