Liputan6.com, Balikpapan - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Basaria Panjaitan menyatakan, 39 persen perempuan Indonesia diam saja kala mengetahui tindak pidana korupsi.
Hal tersebut berdasarkan hasil penelitian Universitas Gadjah Mada (UGM) pada responden di kota Garut-Jabar dan Makassar-Sulsel.
"Ini cukup mengkhawatirkan, persentase nya 39 persen. Penelitian UGM yang kami ambil," kata Basaria dalam keterangan tertulis yang diterima pada Kamis 12 Mei 2016.
Ironisnya, hasil penelitian tersebut juga menunjukkan 26 persen perempuan Indonesia akan minta bagian saat terjadi praktik korupsi. Demikian pula sembilan persen perempuan bersikap takut melaporkan adanya praktik korupsi.
Basaria mengatakan, hanya 26 perempuan yang berani menyuarakan perlawanan anti-korupsi di Indonesia. Perempuan perempuan itu nantinya yang akan menjadi agen perlawanan praktik korupsi di Indonesia.
"Jangan takut untuk berlaku jujur. Saat ini berani jujur itu hebat, silakan telepon saya langsung bila melihat ada korupsi di sekitar Anda," dia mengimbau.
Baca Juga
Kejahatan korupsi di Tanah Air, menurut Basaria, sudah berada dalam tahap mengkhawatirkan. Penyelamatan uang negara bisa dimanfaatkan untuk membiayai pembangunan sarana-prasarana, pelayanan publik, hingga menggaji secara layak aparatur negara.
"Semestinya kalau kejahatan korupsi bisa ditekan, akan mampu menggratiskan biaya pendidikan dan kesehatan seluruh rakyat Indonesia," ujar dia.
Basaria mencontohkan, sektor kehutanan di Provinsi Kalimantan Timur yang menyumbangkan penerimaan negara Rp 78,6 triliun per tahun. Saat korupsi mampu ditekan, dia yakin penerimaan negara akan meningkat 10 kali lipat dibandingkan sebelumnya.
"Ini luar biasa sekali untuk penerimaan negara kita," tutur dia.
Sehubungan itu, Basaria meminta para perempuan mempelopori budaya hidup sederhana dalam keluarganya. Mulai saat ini, seluruh warga negara Indonesia harus mampu mempelopori langkah perlawanan kejahatan korupsi.
"Saya ini mantan polisi, harus diakui, saya juga tidak bersih-bersih amat. Minimal harus berani mengakui kekurangan dan berbuat lebih baik ke depannya," papar Basaria.