Liputan6.com, Jakarta - Kerusuhan di Lapas Kelas II Gorontalo menyisakan pertanyaan besar. Keberadaan bom molotov sebagai alat perlawanan napi kepada petugas akan didalami kepolisian.
"Ini jadi pertanyaan kita, kenapa napi di dalam lapas bisa bikin bom molotov," kata Kadiv Humas Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar, di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (1/6/2016).
Menurut Boy, sudah seharusnya pemeriksaan terhadap para napi di lapas dilakukan secara rutin. Dengan adanya peristiwa ini, terkesan ada yang luput dari pengawasan petugas lapas.
"Selama ini termasuk lepas dari pengawasan sipir dan petugas, sehingga kondisinya cukup aneh, bila mereka napi tapi bisa buat bom," imbuh Boy.
Karena itu, kepolisian akan mendalami kerusuhan yang terjadi di Lapas Gorontalo. Selain pengeroyokan terhadap Bripda Muhammad Kurniawan, adanya bom molotov tak luput diselidiki.
"Kita gali lebih jauh lagi. Mengapa barang-barang yang tidak layak oleh napi, tapi bisa dimiliki oleh mereka," pungkas Boy.
Kericuhan yang terjadi di Lapas Kelas II Gorontalo bermula saat Bripda Kurniawan dikeroyok oleh napi sepulang mengantar mereka kembali ke lapas usai menjalani persidangan. Akibat pengeroyokan ini, Kurniawan mengalami luka tusuk di bagian kaki.
Setelah itu, petugas gabungan dari Sabhara dan Brimob Polda Gorontalo datang ke lapas untuk menangkap Edi Nur Kamiden yang diduga menjadi provokator pengeroyokan. Tapi, kedatangan petugas mendapat perlawanan.
Para napi melempari petugas dengan batu dan bom molotov. Petugas membalas dengan menembakkan gas air mata ke arah lapas.
Setelah kondusif, petugas menangkap Edi untuk dimintai keterangan. Sedangkan petugas gabungan masih berjaga-jaga di lapas.
Polisi Selidiki Adanya Bom Molotov di Lapas Gorontalo
Para napi melempari petugas dengan batu dan bom molotov di Lapas Gorontalo.
Diperbarui 01 Jun 2016, 17:05 WIBDiterbitkan 01 Jun 2016, 17:05 WIB
Narapidana mengikuti doa kedamaian dan filosofi dalam kelas Rehabilitasi Sosial Therapeutic Community di Lapas Narkotika Kelas II A, Jakarta, Selasa (10/5). Proram rehabilitasi itu diikuti 700 napi penyalahguna narkotika. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)... Selengkapnya
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
EnamPlus
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Tarif Royalti Minerba Bakal Diubah, Bagaimana Nasib Emiten Batu Bara Dkk?
Staf Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Gugat KPK Lewat Praperadilan
Driver Gojek Dapat Bonus Hari Raya Uang Tunai, Kapan Cair?
Bintang Impian Amorim Sulit Direkrut, Manchester United Berencana Boyong Pemain Kejutan
Donald Trump Bakal Luncurkan RUU Stablecoin Sebelum Agustus 2025
NTT Jadi Pilot Project Koperasi Desa Merah Putih
Jelang Lebaran, Tren Beli Emas Melonjak atau Justru Turun?
Mengapa Kita Lebih Sering Kentut Saat Naik Pesawat? Begini Penjelasan Ilmiahnya
Doa Kejatuhan Cicak, Berikut Pandangan Islam Tentang Mitos Ini
THR Lebaran: Bukan Sekadar Uang, Tapi Simbol Kebersamaan dan Tradisi Hari Raya
11 Maret 2011: Gempa Dahsyat Magnitudo 9 Guncang Dekat Sendai Jepang, Picu Tsunami Hingga 7 Meter
Deretan Promo THR Ramadan dari ShopeePay: Bagi THR & Raih Untung!