Liputan6.com, Jakarta - Aliansi keluarga pasien penerima vaksin palsu dari Rumah Sakit Harapan Bunda dan Mutiara Bunda menemui pimpinan DPR RI, Selasa siang.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Malam SCTV, Selasa (19/7/2016), keluarga korban menuntut pihak rumah sakit untuk memberikan rekam medis dan melakukan medical check up bagi korban.
Pihak keluarga juga meminta DPR untuk mendesak Polri guna melakukan investigasi pada rumah sakit, serta menuntut rumah sakit yang memblokir crisis center vaksin palsu.
Advertisement
Kekhawatiran orangtua yang balitanya terpapar vaksin palsu terus mengemuka. Seorang balita di Bekasi yang mengeluhkan anaknya menjadi sering sakit-sakitan dari mulai diare, ISPA dan beragam penyakit lainnya setelah mendapat imunisiasi di Rumah Sakit Multazam, Tambun Selatan, Bekasi.
Tetapi Kementerian Kesehatan mengumumkan bahwa vaksin palsu tidak berbahaya dan tidak memiliki efek samping. Kemenkes juga melakukan sejumlah langkah penanganan bagi korban.
"Pertama pendataan vaksin palsu yang meresahkan masyarakat telah beredar selama 13 tahun dan diduga telah beredar di 9 provinsi. Kini kepolisian masih terus menyelidiki kasus ini.