Liputan6.com, Jakarta - Kalangan Netizen saat ini tengah ramai memperbincangkan sosok Polisi wanita (Polwan) bernama Devi putrining Asih yang fotonya saat tertidur pulas beralas kardus di sebuah minimarket menjadi viral di media sosial.
Setelah ditelusuri, ternyata foto tersebut diambil saat Bripda Devi diambil saat pengamanan jalur mudik di wilayah Pantura, Tegal, Jawa Tengah. Kala itu, Devi melepas lelah di tengah tugasnya dengan tidur di gudang penyimpanan barang sebuah minimarket.
Tampak dalam gambar yang beredar, terlihat Devi tengah tertidur beralaskan kardus. Lengkap dengan seragam polisi dan sepatu bot khas polisi lalu lintas. Tidak ada bantal busa, hanya kardus air mineral menjadi sandaran kepalanya untuk sekadar menghilangkan lelah.
Advertisement
Gambar itu pun sontak menimbulkan berbagai reaksi di kalangan netizen, kebanyakan dari mereka memberi apresiasi dan semangat kepada Devi dalam menjalankan tugasnya sebagai Polwan.
Lalu, siapa sosok Devi sebenarnya?
Brigadir Dua Devi Putrining Asih merupakan perwira polisi yang menempuh pendidikan kepolisian melalui Sekolah Polisi Negara (SPN) Purwokerto pada 2014.
Sebelum bergabung dalam institusi kepolisian, gadis kelahiran Semarang, 8 Juni 1996 ini mengenyam pendidikan di SMP Muhammadiyah 3 Semarang dan melanjutkan sekolahnya ke SMA Sint Louis dan lulus pada 2014.
Setelah dinyatakan lulus dari sekolah Kepolisian, puteri pasangan Dwi Priyo Nugroho dan Fony Eka Purwatiningsih ini langsung ditugaskan Direktorat Lalulintas pada 2015.
3 bulan pertama, perempuan yang biasa disapa Devi itu ditugaskan di bagian unit Pendidikan Masyarakat dan Rekayasa (Dikyasa) Polres Tegal. Setelah itu, Devi dipindahtugaskan ke unit Kecelakaan Lalu lintas (Lakalantas) Polres Jateng selama 11 bulan. Â
Manusiawi
Kapolres Tegal Ajun Komisaris Besar Adi Vivid menilai apa yang dilakukan anak buahnya merupakan hal yang manusiawi. Apalagi, tugas menjaga lalulintas saat arus mudik lebaran sangat menguras tenaga.Â
"Polisi bukan robot, dan memang saat itu capek sekali. Dan saya melihat ini manusiawi, setiap orang perlu istirahat," kata Adi saat berbincang dengan Liputan6.com.
Ia mengatakan dirinya memang tidak memberikan perbedaan perlakuan bagi personel polisi laki-laki atau wanita. Apalagi, saat itu pihaknya membutuhkan kekuatan penuh untuk mengawal kelancaran arus mudik. "Saya tidak membedakan dia perempuan atau laki-laki, kita saat itu full power," kata Adi.
Jam kerja saat mengawal arus mudik memang tidak sama dengan jam kerja biasa. Total jam kerja saat itu adalah 12 jam kerja, 12 jam istirahat, dan 12 jam kerja cadangan.
Kondisi arus mudik yang padat membuat setiap personel tidak bisa meninggalkan titik penugasan. Kondisi tersebut juga yang menyebabkan Polwan Bripda Devi tidak kuasa menahan lelah.
"Jarak ke Polres itu satu jam, jadi daripada jauh-jauh dia nyari tempat untuk istirahat sebentar di minimarket. Saya saja enggak tahu kalau kalau dia tidur di minimarket," Adi menandaskan.