Terpidana Mati Ini Undang Anak Yatim Sebelum Dieksekusi

Menumpang mobil pick up, anak yatim itu masuk dermaga untuk menyeberang ke Nusakambangan.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 28 Jul 2016, 12:42 WIB
Diterbitkan 28 Jul 2016, 12:42 WIB
Ilustrasi Liputan Khusus Eksekusi Mati
Ilustrasi Liputan Khusus Eksekusi Mati

Liputan6.com, Cilacap - Sebanyak 14 terpidana kasus narkoba akan menjalani eksekusi pada Jumat 29 Juli 2016 dini hari. Mereka pun mulai mengemukakan permintaan terakhirnya. Contohnya, terpidana mati Abina Nwajaen.

Sebelum dieksekusi mati, Abina ingin menggelar pengajian bersama anak yatim di Lapas Batu, Nusakambangan.

Pantauan di Dermaga Wijayapura, belasan anak yatim tersebut masuk ke dermaga sekitar pukul 11.00 WIB. Mereka terlihat mengenakan kopiah dan baju koko putih.

Menumpang mobil pick up, mereka masuk dermaga untuk menyeberang ke Nusakambangan.

Seorang sopir pembawa anak yatim tersebut mengatakan, mereka didatangkan dari Panti Asuhan Al Mukhtar, Adipala, Jawa Tengah.

"Ini permintaan terakhir Abina, dia ingin mengadakan pengajian bersama dengan anak yatim," kata sopir yang menolak menyebutkan namanya itu.

Dia menjelaskan ada 12 anak yatim dibawanya.

Menurut dia, Abina merupakan seorang dermawan yang sering memberikan sumbangan ke panti asuhan pimpinan Kyai Haji Tamam tersebut.

Sejak dijatuhi vonis mati, sambung sopir tersebut, perilaku Abina sudah berubah dan lebih rajin beribadah. Abina rutin memberikan santunan ke panti asuhan tersebut.

"Permintaan dia itu, dia berharap agar eksekusi mati ditunda, terus dia juga ingin melaksanakan pengajian dengan anak yatim. Kita dari pihak yayasan mencoba membantu agar Abina dapat menggelar penajian dengan anak yatim," tandas dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya