Ketua MPR: Setop Anarkisme, Budayakan Musyawarah Mufakat

Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan berfoto selfie bersama para peserta sosialisasi empat pilar di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara.

oleh Liputan6 diperbarui 04 Agu 2016, 12:12 WIB
Diterbitkan 04 Agu 2016, 12:12 WIB
Ketua MPR: Setop Anarkisme, Budayakan Musyawarah Mufakat
Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan berfoto selfie bersama para peserta sosialisasi empat pilar di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara.

Liputan6.com, Jakarta Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk mendahulukan musyawarah mufakat dalam menyelesaikan persoalan. Dia menegaskan, tidak boleh memaksakan kehendak dan main hakim sendiri apalagi sampai berbuat anarki.

"Karena sesungguhnya, membakar tempat ibadah itu adalah kejahatan. Merusak dan menyerang kantor Polres serta gedung gubernur adalah tindak kriminal. Untuk itu aksi-aksi kejahatan seperti itu sudah harus dihentikan, dan tidak boleh terjadi lagi di Indonesia. Cukup kejadian itu terjadi terakhir kali di Sumatera Utara saja, tidak boleh merembet ke daerah lain," ujar Zulkifli saat acara sosialisasi empat pilar di Gedung Maedani, Kota Baubau Sulawesi Tenggara, Rabu (2/8).

Lebih dari 1000 peserta, mengikuti acara tersebut. Mulai dari siswa SLTA, Guru dan kepala sekolah, hingga pejabat daerah dilingkungan Kota Baubau. Tampak hadir dalam acara tersebut Walikota Baubau, Drs. H. AS Thamrin MH, Bupati Baubau Abdul Syamsul Umar Samiun SH, serta Kapolres Baubau AKBP Suryo Aji.

Musyawarah mufakat, kata Zulkifli, harus ditempuh. Sebab cara itu paling sesuai dengan kepribadian Indonesia. Meskipun dalam pelaksanaan musyawarah tidak harus selalu mencapai mufakat. Bisa saja ada perbedaan.

"Kita sudah melupakan nilai-nilai Pancasila, sehingga dimana-mana terjadi banyak kerusuhan. Kita melupakan Pancasila, sehingga muncul pertikaian", tambah Zulkifli.

Untuk itu, Ketua MPR mengajak seluruh masyarakat segera kembali pada Pancasila. Dimulai dari para pemimpin, pejabat, para guru, orangtua hingga anak-anak. Intinya pancasila tidak boleh lagi jauh dari masyarakat, agar cita-cita berdirinya Indonesia bisa segera diwujudkan.

(*)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya