Jelang 17 Agustus, Polisi Perketat Perbatasan Gorontalo-Sulteng

Selain perbatasan dengan Sulteng, Polda Gorontalo memperketat penjagaan di objek vital dan kantor polisi.

oleh Aldiansyah Mochammad Fachrurrozy diperbarui 08 Agu 2016, 04:09 WIB
Diterbitkan 08 Agu 2016, 04:09 WIB
Tekan Pengikut Santoso, Satgas Tinombala Minta Bantuan Keluarga
Penyekatan di pintu keluar masuk Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. (Liputan6.com/Dio Pratomo)

Liputan6.com, Gorontalo - Kapolda Gorontalo Brigjen Pol Hengkie Kaluara memerintahkan anggotanya memperketat penjagaan di beberapa titik yang diduga menjadi sasaran aksi teror. Tempat yang dimaksud antara lain objek vital, kantor polisi, dan perbatasan antara Gorontalo dengan Sulawesi Tengah (Sulteng).

Instruksi ini menurut Kapolda lantaran melihat dari adanya aksi teror di Prancis, pada saat perayaan hari kemerdekaan di negara tersebut, Juli lalu.

"Karena ada modus baru yaitu yang di Nice, Prancis. Pada saat itu tepat Bastille Day, hari kebesaran, hari nasionalnya Prancis. Orang-orang ditabrak pada saat berkumpul. Modus itu yang kita antisipasi," ucap Kapolda Gorontalo kepada Liputan6.com, Minggu 7 Agustus 2016.

Selain peningkatan pengamanan, orang nomor satu di jajaran Tribrata Gorontalo ini juga memerintahkan kepada anggotanya untuk menggelar patroli secara terukur untuk mengantisipasi teror.

"Selain pengamanan anggota juga akan melakukan patroli secara terukur, untuk menciptakan situasi aman dan nyaman untuk masyarakat," Kapolda Gorontalo menandaskan.

Sebelumnya, Polda Gorontalo, Polres Gorontalo, dan Polres Pohuwato juga menjaga ketat perbatasan Gorontalo dan Sulteng setelah tewasnya teroris Santoso. Saat itu Kapolda Gorontalo memerintahkan anggotanya untuk patroli di jalan-jalan pintas, razia, serta pengecekan terhadap orang, kendaraan dan barang yang keluar masuk wilayah hukumnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya