Kamping Asyik di Bukit Sukhoi Bogor

Keindahan menjadi lebih syahdu dengan menyeruput kopi atau teh bersama teman, keluarga, atau pasangan sambil bercengkrama.

oleh Muhamad Nuramdani diperbarui 13 Agu 2016, 19:19 WIB
Diterbitkan 13 Agu 2016, 19:19 WIB
Bukit Sukhoi
Bukit Sukhoi dulu dikenal sebagai lokasi evakuasi korban kecelakaan Sukhoi Superjet-100

Liputan6.com, Bogor - Kamping ceria dengan pemandangan kota dari ketinggian kini bisa Anda nikmati tanpa harus lelah berjalan berjam-jam mencapai puncak gunung. Apalagi lokasinya tidak jauh dari pusat Ibu Kota Jakarta.

Tempat ini namanya Bukit Pasir Pogor atau Bukit Alesano, tapi orang lebih menyebutnya Bukit Sukhoi, karena kawasan ini pernah menjadi tempat evakuasi pesawat Sukhoi Superjet 100 yang jatuh di Gunung Salak, 9 Mei 2012 lalu.

Tepatnya lapangan yang berada di kaki Gunung Salak di Kecamatan Cijeruk, Bogor, Jawa Barat, saat itu dijadikan helipet, sebagai transit evakuasi jenazah.

Bukit Sukhoi dulu dikenal sebagai lokasi evakuasi korban kecelakaan Sukhoi Superjet-100 (Liputan6.com/Dani)

Sedikit mengulas, pesawat Sukhoi melakukan penerbangan demonstrasi dari Bandara Halim Perdanakusuma menuju Pelabuhan Ratu, Sukabumi. Namun saat melintas di atas Gunung Salak, pesawat menabrak tebing gunung hingga luluh lantak dan menewaskan 45 penumpang.

Adapun Bukit Sukhoi ini menawarkan keindahan pemandangan Kota Bogor dari ketinggian 672 MDPL, baik pagi, siang, maupun malam. Pagi sekitar pukul 06.30 WIB, jika cuaca cerah, Anda akan disambut matahari terbit yang muncul di antara gagahnya Gunung Gede Pangrango.

Siangnya, pemandangan Kota Bogor bisa terlihat jelas bila tidak berkabut. Sesekali laju rangkaian gerbong kereta jurusan Bogor-Sukabumi bisa terlihat di antara perkampungan dan rimbunnya pepohonan.

Sementara malam, pemandangan Kota Bogor lebih indah dengan kerlap-kerlip lampu bak hamparan bintang-bintang di daratan. Jika cermat, laju kendaraan dengan sorotan lampunya bisa terlihat samar-samar menyusuri jalanan kota.

Bila cuaca cerah, bintang-bintang di langit Bogor dapat terlihat dari bukit. Milkiway atau Bimasakti juga dapat terekam melalui jepretan kamera SLR. Jika beruntung, sesekali kita bisa menyaksikan indahnya bintang jatuh.

Keindahan ini menjadi lebih syahdu dengan menyeruput kopi atau teh bersama teman, keluarga, atau pasangan sambil bercengkrama.

Bukit Sukhoi dulu dikenal sebagai lokasi evakuasi korban kecelakaan Sukhoi Superjet-100 (Liputan6.com/Dani)

Udara di bukit ini tidak begitu dingin. Jika berkabut, suhu udara bisa mencapai 20 derajat Celcius. Tapi tidak ada salahnya membawa pakaian tebal seperti jaket, sweater, atau jas hujan jika tiba-tiba turun hujan, mengingat Kota Bogor terkenal sebagai Kota Hujan.

Berkat tulisan di berbagai media sosial, Bukit Sukhoi ramai dikunjungi wisatawan yang didominasi anak muda saat akhir pekan. Mereka umumnya bermalam dengan mendirikan tenda untuk melihat suasana malam dan menunggu matahari terbit.

Bukit Sukhoi tergolong tempat wisata baru, dan mulai dijadikan camping ground sekitar beberapa bulan lalu.

Bukit ini masih dikelola warga setempat. Karena itu, fasilitas di sini masih alakadarnya. Di antaranya tempat karcis tampak terlihat seperti gubug, lahan parkir masih sedikit, dan satu toilet kecil tepat berada di depan pintu masuk.

Sementara tempat untuk mendirikan tenda masih berupa undakan ke atas dengan kemiringan 30 derajat. Tapi pengelola telah menyiapkan lahan yang sudah dibuat datar.

Untuk menikmati bukit ini, Anda hanya dikenakan biaya masuk Rp 10 ribu, sudah termasuk mendirikan tenda. Sedang bagi yang membawa motor dikenakan tarip parkir Rp 10 ribu per malam.

Selain Bukit Sukhoi, di sisi utara terdapat perkebunan teh. Di sini tidak kalah indahnya, pemandangan kota masih bisa kita lihat di antara hamparan kebun teh. Tepat di sampingnya ada lapangan yang pernah dijadikan transit helikopter untuk mengevakuasi Pesawat Sukhoi. Anda bisa sesuka hati masuk ke sini, karena tak ada biaya yang keluar sepeserpun.

Bukit Sukhoi dulu dikenal sebagai lokasi evakuasi korban kecelakaan Sukhoi Superjet-100 (Liputan6.com/Dani)

Sementara di sisi timur, ada suaka elang, tempat merehabilitasi elang yang terluka ataupun hasil sitaan dari warga yang memiliki secara ilegal.

Jejeran pohon pinus dan jernihnya sungai siap menyambut pengunjung yang datang. Suara hembusan angin di celah pohon pinus dan sesekali ciapan elang terdengar merdu, seolah musik alam yang mengiringi langkah kaki.

Bagi yang ingin mendirikan tenda, ada lahan khusus untuk kamping di antara rimbunnya pohon pinus yang rapat menjulang tinggi, seolah memayungi pengunjung di bawah.

Untuk memasuki suaka elang, Anda cukup membayar Rp 7.500 per orang termasuk mendirikan tenda, dan Rp 5.000 untuk parkir kendaraan. Tertarik? datang saja langsung bersama teman, keluarga, dan pasangan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya