Khofifah Sebut Indonesia Produsen Ekstasi Sejak 1997

Data terbaru dari BNN, ada sekitar Rp 72 triliun uang rakyat untuk beli narkoba dalam setahun.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 25 Sep 2016, 18:26 WIB
Diterbitkan 25 Sep 2016, 18:26 WIB
Khofifah Indar Parawansa
Khofifah Indar Parawansa

Liputan6.com, Magetan - Ketua umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa menghadiri acara Tabligh Akbar dan Ikrar Laskar Antinarkoba Muslimat NU se-Magetan. Di hadapan ratusan anggota Muslimat dan Bupati Magetan, Khofifah mensosialisasikan bahaya darurat narkoba di Indonesia.

Khofifah menuturkan, data terbaru dari BNN, ada sekitar Rp 72 triliun uang rakyat untuk beli narkoba dalam setahun. "APBD Magetan Rp 1,6 triliun, kalau Rp 72 triliun itu dipakai oleh Magetan maka bisa setara dengan membangun Magetan sampai 40 tahun," tutur Khofifah, Minggu (25/9/2016).

Dia mengatakan, di berbagai pertemuan dengan kepala desa, mereka tidak ada yang berani mengklaim desanya bebas narkoba. "Artinya narkoba juga sudah masuk ke mana-mana, bahkan sampai ke desa. Karena memang bisnis narkoba sangat menggiurkan," kata Khofifah.

Dia juga menyampaikan, pada 1997 atau 19 tahun yang lalu, dirinya sudah berinteraksi dalam forum PBB untuk membahas permasalahan tentang bahaya narkoba. Dalam pertemuan tersebut, ada dua menteri dari Eropa yang bilang pil ekstasi dari Indonesia paling disukai anak-anak muda di negeri mereka.

Pada 1997, kita masih merasa kalau narkoba itu datang dari luar negeri, mampir ke Indonesia dan pergi keluar negeri lagi. Padahal menurut keterangan dua orang menteri dari Eropa tersebut menyebutkan bahwa kita sudah produsen.

"Kalau tahun 1997 sebetulnya kita sudah bisa memproduksi pil ekstasi sampai dengan tahun 2016, bisa dibayangkan bahwa ini sudah masuk ke sangat banyak lini-lini strategis masyarakat Indonesia," ucap Menteri Sosial di Kabinet Kerja ini.

Dia juga mengaku pernah berbincang dengan salah satu wali kota, membahas permasalahan narkoba yang sudah menjangkiti kalangan remaja. Dan wali kota itu akhirnya memeriksa seluruh murid di SMA 1 di kotanya. Hasil dari pemeriksaan tersebut terdapat 35 siswa yang berada di satu kelas, hanya ada 3 siswa yang mengaku tidak pernah pakai narkoba, sisanya mengaku sudah pernah mencoba narkoba.

"Apa artinya, PR kita. Saat ini narkoba sudah menyerang anak-anak pintar. Anak-anak yang disiapkan sebagai penerus pembangunan di negeri ini," kata Khofifah.

Khofifah berharap seluruh anggota Muslimat yang hadir di acara tersebut, khususnya kepada para ibu dan juga bapak selalu mendoakan anaknya. "Semoga putra putri kita menjadi anak yang soleh dan solehah serta bermanfaat dan barokah," ujar Khofifah.  

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya